TEMPO.CO, Jakarta - WHO kembali mengkritik negara-negara kaya yang menguasai mayoritas suplai vaksin COVID-19. Dikutip dari kantor berita Reuters, mereka mengkritik rencana sejumlah negara yang ingin menggunakan suplai vaksin mereka untuk kampanye vaksinasi anak-anak.
Menurut WHO, kampanye vaksinasi anak-anak bukanlah prioritas utama untuk saat ini. Hal yang lebih penting, kata WHO, adalah memastikan negara-negara berkembang mendapatkan bantuan vaksin COVID-19. Oleh karenanya, mereka meminta negara yang stok vaksin COVID-19 nya berlebih untuk menyumbangkannya dibanding menggunakannya untuk anak-anak.
"Kami bisa paham kenapa sejumlah negara ingin melakukan vaksinasi terhadap anak-anak dan remaja. Namun, untuk saat ini, kami mengimbau mereka untuk menimbang ulang rencana itu dan mendonasikan vaksin yang ada via COVAX," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 15 Mei 2021.
WHO tidak menyebutkan secara lengkap negara mana saja yang akan memulai vaksinasi COVID-19 terhadap anak-anak dan remaja. Sejauh ini mereka hanya menyebutkan dua negara yaitu Kanada dan Amerika. Diberitakan sebelumnya, Amerika memang sudah mengesahkan penggunaan vaksin COVID-19 untuk anak-anak.
Dibanding mengikuti jejak Amerika dan Kanada, WHO berharap negara-negara yang kaya akan stok vaksin COVID-19 mengikuti langkah Prancis dan Swedia. Keduanya, kata WHO, mulai mendonasikan stoknya ke negara lain via COVAX usai kelompok prioritas mereka divaksin penuh.
Menurut laporan Reuters, COVAX sudah mengirimkan kurang lebih 60 juta dosis vaksin COVID-19 ke berbagai negara. Walau begitu, angka tersebut masih jauh dari ideal dikarenakan terbatasnya suplai vaksin COVID-19 di dunia.
Hal tersebut dipicu gelombang kedua pandemi COVID-19 di India. Gara-gara gelombang tersebut, India terpaksa mengutamakan produksi vaksin COVID-19 mereka untuk kebutuhan lokal. Bahkan, India pun sebenarnya kekurangan vaksin COVID-19 karena terbatasnya bahan baku produksi.
"Tahun kedua pandemi COVID-19 berpotensi lebih berbahaya dibanding tahun sebelumnya dengan India menjadi kekhawatiran terbesar kami," ujar Ghebreyesus soal situasi terkini dan pentingnya produksi dan distribusi vaksin COVID-19 digenjot. Total, sudah 1,26 miliar dosis vaksin didistribusikan.
Baca juga: Ini 10 Varian Virus Covid-19 Dunia yang Sedang Diawasi WHO
ISTMAN MP | REUTERS