TEMPO.CO, Jakarta - India menghentikan turnamen kriket, olahraga paling populer di negara itu, ketika kasus Covid-19 di India menembus angka 20 juta.
Ofisial kriket menangguhkan Indian Premier League (IPL), liga populer yang menghasilkan banyak uang, setelah India mencatat 10 juta kasus Covid-19 tambahan hanya dalam waktu empat bulan, dibandingkan 10 juta pertama yang tercatat dalam periode 10 bulan terakhir.
"Ini adalah masa-masa sulit, terutama di India, dan sementara kami telah mencoba untuk membawa beberapa hal positif dan bersorak, sangat penting bahwa turnamen sekarang ditangguhkan dan semua orang kembali ke keluarga dan orang yang mereka cintai di masa-masa sulit ini," IPL kata dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, 4 Mei 2021.
Seorang pasien yang menderita penyakit Covid-19 menerima perawatan di bangsal sebuah rumah sakit di New Delhi, India, 1 Mei 2021. [REUTERS / Danish Siddiqui]
Dengan 3,45 juta kasus aktif, India mencatat 357.229 infeksi baru virus corona selama 24 jam terakhir, sementara kematian naik 3.449 dengan korban 222.408, menurut data kementerian kesehatan India. Namun, para ahli mengatakan angka sebenarnya bisa lima hingga 10 kali lebih tinggi.
"Satu-satunya cara untuk menghentikan penyebaran corona sekarang adalah lockdown penuh...kelambanan Pemerintah India membunuh banyak orang yang tidak bersalah," kata Rahul Gandhi, anggota Kongres parlemen, menulis di Twitter.
Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi enggan memberlakukan lockdown nasional karena takut akan dampak ekonomi, tetapi beberapa negara bagian telah memberlakukan pembatasan sosial.
Negara bagian Bihar di timur yang miskin memerintahkan lockdown hingga 15 Mei untuk mengekang virus, kata Kepala Menteri Negara Bagian Bihar, Nitish Kumar di Twitter. Dengan lebih dari 100.000 infeksi, jumlah kematian di Bihar mendekati 3.000, menurut laporan pemerintah.
Penundaan turnamen IPL adalah akibat dari krisis virus, kata ketua IPL Brijesh Patel. Turnamen kriket, dengan perkiraan nilai merek US$ 6,8 miliar (Rp 98 triliun), digelar tanpa penonton dan hanya ditonton pemirsa televisi tahun ini, tetapi telah dikritik habis-habisan karena berlanjut saat sistem perawatan kesehatan India di ambang kehancuran melawan gelombang kedua Covid-19.
Baca juga: Kekurangan Dokter, India Andalkan Dokter Magang untuk Tangani Pandemi COVID-19
REUTERS