Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kekurangan Dokter, India Andalkan Dokter Magang untuk Tangani Pandemi COVID-19

image-gnews
Sejumlah pasien dengan gangguan pernapasan menerima bantuan oksigen gratis di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah Tsunami COVID-19 di Ghaziabad, India, 30 April 2021. REUTERS/Adnan Abidi
Sejumlah pasien dengan gangguan pernapasan menerima bantuan oksigen gratis di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah Tsunami COVID-19 di Ghaziabad, India, 30 April 2021. REUTERS/Adnan Abidi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Situasi pandemi COVID-19 yang buruk di India membuat mereka tak hanya kekurangan oksigen bantuan dan tempat tidur pasien, tetapi juga dokter. Untuk mengisi kekurangan yang ada, Pemerintah India menunda ujian untuk dokter magang dan perawat agar bisa langsung menerjunkan mereka ke lapangan.

Per berita ini ditulis, total kasus COVID-19 di India sudah mencapai 20,2 juta. Hal itu diikuti dengan jumlah korban meninggal sebanyak 222 ribu orang. Adapun jumlah kasus harian masih berada di kisaran 300 ribu kasus per hari yang diyakini berbagai pakar belum memberikan gambaran akurat.

"Kami menunda ujian dokter dan perawat untuk melibatkan mereka dalam penanganan pandemi COVID-19 bersama personil yang sudah ada," ujar keterangan pers Pemerintah India, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 4 Mei 2021.

Para dokter di India mengakui bahwa mereka membutuhkan segala bantuan yang ada. Situasi yang mereka hadapi saat ini sangat berat, baik secara fisik maupun mental. Selain harus bekerja nyaris tanpa henti untuk menangani pasien, keluarga mereka sendiri dalam bahaya COVID-19.

Salah satunya dialami Dr. Mekund Penurkar yang praktik di Pune, Maharashtra. Sehari setelah kehilangan ayahnya akibat COVID-19, ia sudah kembali bekerja di lapangan untuk membantu pasien. Sementara itu, di rumah sakit, ibu dan suadaranya berjuang melawan virus.

"Ini situasi yang sulit. Saya sudah mengalaminya sendiri dan saya tidak bisa membiarkan pasien mati begitu saja," ujar Penurkar.

Sejumlah pasien dengan gangguan pernapasan menerima bantuan oksigen gratis di Gurudwara (kuil Sikh), di tengah Tsunami COVID-19 di Ghaziabad, India, 30 April 2021. REUTERS/Adnan Abidi

Pemerintah India tidak hanya mengandalkan dokter seperti Penurkar saja untuk menambah bantuan di lapangan. Sukarelawan dari berbagai kalangan atau komunitas pun diperkerjakan mulai dari hal sesederhana memberikan oksigen bantuan. Maklum, tiap 20 menit, pasien COVID-19 baru datang di rumah-rumah sakit India.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di saat bersamaan, berbagai pakar epidemi di India mendesak PM Narendra Modi untuk segera menerapkan lockdown nasional. Menurut mereka, jika hanya mengandalkan bantuan dari luar negeri saja, maka pandemi yang tengah dihadapi saat ini tidak akan bisa ditekan.

Sejauh ini, ada 11 negara bagian yang telah melakukan pembatasan sosial berskala besar atau lockdown. PM Narendra Modi sempat mengatakan bahwa lockdown adalah langkah terakhir dan sebaiknya dihindari karena khawatir perekonomian India akan terpuruk karenanya.

"Menurut saya, hanya lockdown dan penerapan status darurat nasional yang bisa membantu mengurangi beban kebutuhan medis akibat pandemi COVID-19 di India," ujar Bhramar Mukherjee, pakar epidemi dari Universitas Michigan, Amerika.

Sebagai catatan tambahan, varian baru COVID-19 yang memperparah pandemi di India sekarang sudah terdeteksi di 17 negara. Beberapa di antaranya adalah Inggris, Iran, dan Swiss. Adapun varian baru COVID-19 itu masuk karena kunjungan pelancong dari India.

Baca juga: Taiwan Tutup Pintu Bagi Pelancong yang Baru dari India

ISTMAN MP | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 jam lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

1 hari lalu

Para pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera partai setelah mengetahui hasil hitung cepat pemilu India di Ahmedabad, India, 23 Mei 2019. [REUTERS / Amit Dave]
Setelah Sebut Umat Islam 'Penyusup', Narendra Modi Serang Oposisi Pro-Muslim

PM India Narendra Modi dan partai nasionalis Hindu yang dipimpinnya mulai menyerang lawan-lawan oposisi untuk memperkuat basis garis kerasnya.


Apa Itu Deepfake? Mengenali Kecenderungan Bahayanya

2 hari lalu

Ilustrasi artificial intelligence (AI). (Antara/Pixabay)
Apa Itu Deepfake? Mengenali Kecenderungan Bahayanya

Deepfake video palsu yang dibuat menggunakan perangkat lunak digital


Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

2 hari lalu

Ilustrasi ular dari keluarga MadtsoiidaeNewscientist.com/dimodifikasi dari nixillustration.com
Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.


Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

2 hari lalu

Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan pidato saat menghadiri kampanye pemilu di Bengaluru, Karnataka, India, 20 April 2024. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

Narendra Modi menyebut umat Islam sebagai "penyusup" dalam pidato kampanyenya sehingga memicu kecaman luas dari kelompok oposisi.


Video Deepfake Aktor Bollywood Kritik Narendra Modi Tersebar selama Masa Pemilu India

3 hari lalu

Pendukung Perdana Menteri India Narendra Modi mengenakan masker yang menutupi wajahnya, saat mereka menghadiri kampanye pemilu di Meerut, India, 31 Maret 2024. REUTERS/Anushree Fadnavis
Video Deepfake Aktor Bollywood Kritik Narendra Modi Tersebar selama Masa Pemilu India

Beberapa video deepfake tersebar selama masa pemilu India, menampilkan dua aktor Bollywood papan atas yang tampak mengkritik Perdana Menteri Narendra Modi.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

3 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

6 hari lalu

Seorang pria memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di desa Nongriat, selama tahap pertama pemilu, di Shillong di negara bagian Meghalaya, India, 19 April 2024. REUTERS/Adnan Abidi
Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.


Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

6 hari lalu

Salman Khan. AP
Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

Dua lelaki memberondong rumah aktor India Salman Khan di daerah Mumbai Bandra, belum lama ini. Bintang Bollywood ini pernah dapat ancaman pembunuhan.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa