TEMPO.CO, - Seorang petugas administrasi di kantor polisi di Paris, Prancis, tewas ditikam oleh seseorang pria asal Tunisia. Kejadian ini membuat Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali menyinggung soal terorisme Islam.
"Kami tidak akan berhenti dalam perjuangan tegas kami melawan terorisme Islam," tweet Macron dari jet kepresidenannya saat dia terbang kembali dari Chad dikutip dari Reuters, Sabtu, 24 April 2021.
Menurut Macron, peristiwa ini menandakan negaranya kembali menjadi korban serangan terorisme.
Dua orang sumber mengatakan pelaku menikam leher dari petugas yang bernama Stephanie itu. Penyerang pun ditembak mati oleh petugas polisi lain.
Sumber pengadilan yang dekat dengan penyelidikan mengatakan penyerang telah meneriakkan “Allahu Akbar” saat melancarkan aksinya.
Penyerang adalah warga negara Tunisia yang tinggal di Prancis di atas surat-surat resmi, kata pejabat keamanan. BFM TV melaporkan bahwa dia telah tinggal di Prancis secara ilegal sebelum mendapatkan kartu penduduk, yang akan kedaluwarsa akhir tahun ini.
Dia sebelumnya tidak dikenal oleh badan intelijen Prancis, sumber keamanan ketiga menambahkan.
Baca juga: Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan
Sumber: REUTERS