TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Parlemen Inggris bahwa telah terjadi genosida terhadap komunitas Muslim Uighur di Xinjiang ditanggapi keras oleh Pemerintah Cina. Pemerintah Cina menyebut pernyataan yang dibuat pada Kamis itu sebagai kebohongan besar.
"Genosida di Xinjiang adalah kebohongan besar yang dibentuk oleh kelompok anti-Cina. Pemerintah Cina dan segala kelompok etnis di Xinjiang menentang tuduhan seperti itu," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, Jumat, 23 April 2021.
Zhao Lijian melanjutkan bahwa Pemerintah Inggris sebaiknya memikirkan urusannya sendiri dibanding apa yang terjadi di Xinjiang. Menurutnya, Inggris pasti lebih punya banyak urusan yang harus diurus dibanding soal Uighur di Xinjiang.
Diberitakan sebelumnya, Parlemen Inggris menyerukan agar London mengambil langkah nyata untuk mengakhiri apa yang anggota parlemen gambarkan sebagai genosida Muslim Uighur di wilayah Xinjiang, Cina.
Seruan dari parlemen Inggris itu menambah tekanan pada para menteri untuk mengambil tindakan terhadap Cina. Akan tetapi, administrasi Perdana Menteri Boris Johnson menolak dugaan genosida dan lebih memilih menyebut sebagai pelanggaran HAM skala besar terkait Uighur di Xinjiang.
Beberapa menteri di Inggris menyebut keputusan apapun terkait genosida (pembantaian), harus diputuskan oleh pengadilan. Sejauh ini, pemerintah Inggris telah menjatuhkan beberapa sanksi kepada pejabat tinggi Cina dan menarapkan aturan untuk mencegah masuknya barang-barang dari Xinjing ke dalam rantai pasokan. Akan tetapi, sebagian besar anggota parlemen Inggris ingin menteri-menteri mengambil tindakan lebih jauh.
Menurut catatan berbagai organisasi HAM, setidaknya ada satu juta Muslim Uighur yang ditaruh di kamp konsentrasi Xinjiang. Di sana, mereka harus menjalani berbagai siksaan mulai dari kerja paksa, pelecehan seksual, hingga pengendalian populasi secara sepihak.
Baca juga: Kekerasan pada Etnis Uighur, Parlemen Minta Inggris Bertindak
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA