TEMPO.CO, Jakarta - Republik Ceko mengusir 18 diplomat Rusia atas dugaan dinas intelijen Rusia terlibat dalam ledakan gudang amunisi pada 2014 silam, kata pemerintah Ceko pada Sabtu.
Republik Ceko adalah negara anggota NATO dan UE, dan pengusiran staf kedutaan serta tuduhan ini memicu perselisihan terbesarnya dengan Rusia sejak akhir era komunis pada tahun 1989.
Tindakannya dapat mendorong Rusia untuk mempertimbangkan penutupan kedutaan Republik Ceko di Moskow, sumber diplomatik yang dikutip oleh kantor berita Rusia Interfax melaporkan.
Dikutip dari Reuters, 18 April 2021, Perdana Menteri Ceko Andrej Babis mengatakan dalam sebuah pengarahan yang ditayangkan langsung di televisi, bahwa ada "kecurigaan yang beralasan tentang keterlibatan petugas dari dinas intelijen Rusia GRU....dalam ledakan gudang amunisi di daerah Vrbetice."
Beberapa ledakan terjadi di gudang amunisi Vrbetice, 330 km tenggara Praha, pada Oktober 2014, yang menewaskan dua karyawan perusahaan swasta yang menyewa lokasi tersebut dari sebuah organisasi militer negara.
Babis mengatakan peristiwa itu belum pernah terjadi sebelumnya dan menyebutnya sebagai insiden memalukan, sementara seorang anggota parlemen Rusia yang dikutip oleh Interfax menanggapi tuduhan Ceko tidak masuk akal.
"Washington berdiri bersama sekutunya yang teguh, Republik Ceko. Kami menghargai tindakan signifikan mereka untuk menyalahkan Rusia atas tindakannya yang berbahaya di tanah Ceko," kata Kedutaan Besar AS di Praha mengatakan di Twitter.
Penjabat Menteri Luar Negeri Republik Ceko Jan Hamacek mengatakan 18 diplomat Rusia, yang diidentifikasi sebagai personel dinas rahasia, akan diperintahkan untuk pergi dari Ceko dalam waktu 48 jam.
Baca juga: Dapat Sanksi, Rusia Usir 10 Diplomat Amerika
REUTERS