TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika mulai bergerak untuk menarik tentaranya dari Afghanistan. Dikutip dari Channel News Asia, Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken tiba-tiba berkunjung ke Afghanistan untuk menyusun teknis penarikan pasukan bersama pemerintah setempat. Adapun pejabat yang ditemui Blinken mulai dari Presiden Afghanistan Ashraf Ghani hingga pejabat-pejabat Amerika yang berada di Kabil.
"Saya ingin menunjukkan komitmen Amerika terhadap warga Afghanistan perihal penarikan pasukan. Kerjasama kami memang berubah, tetapi kerjasaman itu bertahan," ujar Blinken usai temui Ghani, Kamis, 15 April 2021.
Diberitakan sebelumnya, Joe Biden akhirnya mengakhiri War on Terror di Afghanistan yang sudah berlangsung selama dua dekade. Pengakhiran itu ditandai dengan penarikan 2500 tentara Amerika dari Afghanistan secara bertahap per 1 Mei 2021. Target Joe Biden, penarikan usai sebelum 11 September 2021.
War on Terror sendiri, sebagaimana diketahui, dipicu oleh serangan teroris ke gedung kembar World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001. Peristiwa yang melibatkan kelompok teroris Al Qaeda itu menewaskan 2000 lebih orang yang kemudian membuat Amerika menyerbu Afghanistan pada Oktober 2001. Sejak itu, perang terus berlanjut hingga 4 presiden Amerika yang berbeda.
Sinyal perang akan segera diakhiri tampak pertama kali pada 2011 lalu. Pada tahun itu, Amerika berhasil membunuh pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden. Namun, keberadaan kelompok pemberontak Taliban di Afghanistan membuat penarikan pasukan tidak semudah harapan karena stabilitas regional tetap perlu dijaga.
Presiden Afganistan, Ashraf Ghani. Reuters
Setelah pertemuan hari ini, Amerika akan kembali membahas teknis penarikan pasukann pada Sabtu pekan depan, 24 April 2021. Pembahasan dilakukan pada Konferensi Kedamaian Internasional di mana Pemerintah Afghanistan akan hadir. Taliban menyatakan tidak akan hadir dan turut terlibat dalam pembahasan itu.
Taliban, per berita ini ditulis, tidak mengapresiasi langkah Presiden Joe Biden menetapkan penarikan pasukan dimulai per 1 Mei 2021 dan bertahap. Mereka menginginkan penarikan dilakukan secara sekaligus sesuai janji pendahulu Joe Biden, mantan Presiden Donald Trump. Dalam agenda Donald Trump, penarikan pasukan beres 1 Mei 2021, bukan sebelum 11 September 2021.
"Jika kesepakatan damai dilanggar dan tentara asing gagal meninggalkan Afghanistan berdasarkan tanggal yang ditetapkan, masalah akan muncul dan itu merupakan tanggung jawab mereka yang gagal mematuhi perjanjian," ujar juru bicara Talibanm, Zabihullah Mujahid, pada Rabu kemarin.
Ancaman Taliban membuat warga Afghanistan khawatir kedamaian tidak akan terjadi ketika tentara Amerika meninggalkan mereka. Menurut mereka, ancaman pembunuhan dan terorisme dari Taliban masih nyata, bahkan setelah perjanjian damai diteken tahun lalu.
"Penarikan pasukan bisa membuat kita kehilangan segala hal yang sudah diperjuangkan selama 20 tahun terakhir termasuk mengancam keamanan nasional Afghanistan," ujar aktivis lokal, Metra Mehran, menanggapi rencana penarikan pasukan Amerika.
Baca juga: NATO Ikut Rencana Joe Biden Tarik Pasukannya dari Afganistan
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA