TEMPO.CO, Jakarta - Jeratan hukum terhadap Penasihat Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi, kembali bertambah. Dikutip dari Channel News Asia, Aung San Suu Kyi menjadi tersangka untuk pelanggaran undang-undang manajemen bencana alam. Belum terungkap secara detil pelanggaran seperti apa yang Aung San Suu Kyi lakukan.
"Total, ia sudah menjadi tersangka untuk enam perkara. Sebanyak lima kasus berlokasi Naypyidaw sementara satu lagi berada di Yangon," ujar pengacara Aung San Suu Kyi, Min Min Soe, Senin, 12 April 2021.
Min Min Soe melanjutkan, kliennya telah meminta izin Pengadilan Myanmar untuk memperbolehkannya bertemu dengan tim kuasa hukum. Adapun Aung San Suu Kyi, kata Min Min Soe, meminta dirinya bisa bertemu dengan para pengacara secara langsung.
Sejak kudeta Myanmar meletus pada 1 Februari lalu, Aung San Suu Kyi menjadi tahanan rumah. Untuk mengikuti persidangan saja, ia harus menggunakan aplikasi video conference.
Ia dijerat berbagai perkara. Kasus pertama yang menjerat Aung San Suu Kyi adalah soal kepemilikan radio secara ilegal. Menurut Kepolisian Myanmar, Aung San Suu Kyi mengimpornya tanpa izin. Setelah kasus itu, ia dijerat perkara terkait kerahasiaan informasi negara, protokol COVID-19, hingga penyuapan.
Atas perkara-perkara itu, Suu Kyi bisa dipenjara hingga belasan tahun. Sebagai contoh, kasus kerahasiaan informasi negara saja memiliki ancaman hukuman penjara 14 tahun. Min Min Soe menyakini Militer Myanmar akan berusaha untuk memberikan durasi hukuman maksimum kepada Aung San Suu Kyi untuk menyingkirkannya.
Per berita ini ditulis, situasi di Myanmar terus memanas. Jumlah korban jiwa yang dibunuh oleh Militer Myanmar terus bertambah hingga terakhir mencapai 700 orang. Walau begitu, hal tersebut tidak menggoyahkan warga Myanmar untuk menghentikan perlawanan.
Perlawanan diprediksi bakal meningkat menjelang dirayakannya Tahun Baru Tradisional Myanmar alias Thingyan. Umumnya, hari raya tersebut dirayakan dengan berbagai upacara tradisional, seperti pencucian patung Buddha, hingga libur panjang.
Baca juga: Diplomat UE Tuduh Rusia dan Cina Halangi Respons Internasional untuk Myanmar
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA