TEMPO.CO, Jakarta - Sehari sebelum diselenggarakannya pemilu presiden dan anggota parlemen, angka kematian akibat Covid-19 di Peru pada Sabtu, 10 April 2021, mengalami kenaikan. Itu adalah kenaikan yang kedua kalinya dalam dua hari berturut-turut.
Kementerian Kesehatan Peru melaporkan ada 384 kematian akibat Covid-19 yang tercatat di negara itu sehingga total pasien virus corona di Peru yang berujung dengan kematian menjadi 54.669 orang.
Tingginya angka kematian diantaranya karena tenaga kesehatan kekurangan pasokan oksigen dan kapasitas rumah sakit yang penuh. Saat yang sama, Pemerintah Peru juga terseok-seok dalam mensuplai kebutuhan vaksin virus corona.
Ilustrasi virus corona. Sumber: wikipedia.org
Baca juga: Wali Kota Peru Pura-pura Mati Usai Ketahuan Langgar Lockdown
Pada Rabu, 7 April 2021, angka kematian akibat Covid-19 di Peru untuk pertama kali menembus angka 314 kasus. Jumlah itu terburuk sejak pandemi Covid-19 terjadi di negara itu pada Maret 2020.
Pada Minggu, 11 April 2021, jutaan masyarakat Peru diharapkan mau mengunjungi tempat-tempat pemilihan (TPS) untuk memilih Presiden Peru berikutnya dan anggota parlemen. Di Peru, memberikan hak suara saat pemilu adalah sebuah kewajiban, jika tidak akan kena denda USD.25.
Sebagai langkah antisipasi, petugas meningkatkan pengawasan di TPS sehingga masyarakat bisa tetap melakukan social distancing. Masyarakat pun diminta untuk membawa pulpen sendiri dan memakai masker.
Peru yang berpopulasi 33 juta jiwa, sejauh ini baru mendapatkan 1,5 juta vaksin virus corona. Vaksin yang digunakan buatan Sinopharm dan Pfizer/BioNTech. Imunisasi vaksin virus Covid-19 di Peru masih jauh tertinggal dibanding negara-negara tetangganya di Amerika Latin.
Sumber: Reuters