TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan pada Rabu mengatakan akan menghentikan sementara pemberian vaksin AstraZeneca kepada orang-orang di bawah 60 tahun sambil menunggu peninjauan oleh badan obat-obatan Eropa.
European Medical Agency (EMA) akan mengumumkan hasil tinjauan tentang apakah beberapa kasus pembekuan darah pada orang dewasa mungkin terkait dengan suntikan AstraZeneca.
Kontroversi mengenai kemanjuran dan efek samping dari beberapa vaksin Covid-19 telah menyebabkan beberapa penundaan vaksinasi Korea Selatan, yang dimulai pada akhir Februari dengan target mencapai kekebalan kelompok pada November.
AstraZeneca sebelumnya mengatakan bahwa studinya tidak menemukan risiko penggumpalan darah karena vaksinnya, di mana jutaan dosis di antaranya telah diberikan di seluruh dunia.
WHO dan EMA sama-sama mengatakan bahwa manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
Kementerian keamanan makanan dan obat Korea Selatan mengatakan pada hari Rabu, mereka telah memberikan persetujuan akhir untuk vaksin Johnson & Johnson (J&J) setelah panel ahli memutuskan suntikan dosis tunggal itu aman dan efektif.
J&J adalah pembuat vaksin Covid-19 ketiga yang disahkan di Korea Selatan, setelah AstraZeneca dan Pfizer/BioNTech.
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in melihat seorang dokter menerima suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca di sebuah pusat kesehatan umum di Seoul, Korea Selatan, 26 Februari 2021.[Yonhap melalui REUTERS]
Korea Selatan berusaha untuk mempercepat program vaksinasi nasional meskipun kekurangan pasokan vaksin, sambil memperluas pengujian dan upaya pelacakan di tengah kekhawatiran atas potensi gelombang keempat Covid-19.
Baca juga: Korea Selatan Gunakan Vaksin Virus Corona AstraZeneca
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 668 kasus baru pada Selasa, level tertinggi sejak 8 Januari, dengan klaster berkembang di taman kanak-kanak, sauna, bar dan gereja, sebagian besar di wilayah Seoul Raya.
Hingga saat ini, total infeksi mencapai 106.898, dengan 1.756 kematian.
"Jika gelombang keempat infeksi menjadi kenyataan, gangguan terhadap vaksinasi tidak akan terhindarkan, serta memberikan pukulan besar bagi perekonomian kita," kata Perdana Menteri Chung Sye-kyun pada pertemuan pemerintah.
Pejabat kesehatan meminta masyarakat untuk menahan diri dari pertemuan yang tidak penting dan secara ketat mencatat kunjungan ke tempat-tempat yang ramai untuk membantu pekerjaan epidemiologis jika terjadi wabah.
Mereka juga mengatakan akan mengumumkan aturan jarak sosial baru pada hari Jumat setelah berdiskusi dengan para ahli dan pemerintah daerah.
Korea Selatan sejauh ini telah memberikan lebih dari satu juta dosis vaksin Covid-19 kepada para pekerja medis dan kelompok berisiko tinggi sejak dimulainya upaya inokulasi pada Februari, namun pihak berwenang menghadapi reaksi balik karena mengandalkan program berbagi vaksin global COVAX, yang mengalami penundaan.
REUTERS