TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun meyakinkan vaksin virus corona AstraZeneca tidak memiliki masalah keamanan. Pernyataan itu disampaikan pada Jumat, 19 Februari 2021 setelah Pemerintah Korea Selatan melakukan evaluasi tahap akhir menjelang pendistribusian tahap awal vaksin ini pada pekan depan.
Vaksin virus corona AstraZeneca adalah buatan Universitas Oxford, Inggris. Vaksin ini yang pertama kali mendapat persetujuan dari otoritas di Korea Selatan, namun masih mendapat bertubi-tubi pertanyaan atas efektifitasnya pada kalangan lansia dan waswas pada efek sampingnya.
Baca Juga:
“Vaksin ini telah mendapat persetujuan di sekitar 50 negara di dunia dan baru-baru ini mendapat persetujuan untuk penggunaan darurat dari WHO. Saya ulangi, vaksin ini tidak punya masalah dengan keamanan,” kata Perdana Menteri Chung.
Pekerja yang mengenakan alat pelindung mendisinfeksi gerbang kedatangan saat pekerja lain memeriksa penumpang dari luar negeri setibanya mereka di Bandara Internasional Incheon, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19) di Incheon, Korea Selatan, 28 Desember 2020. [REUTERS / Kim Hong- Ji]
Sebelumnya otoritas mengatakan tidak akan menggunakan vaksin asal Inggris ini pada lansia berusia lebih dari 65 tahun hingga ada data efisiensi soal vaksin ini. Keputusan ini berbanding terbalik dengan keputusan sebelumnya.
Beberapa otoritas kesehatan di negara-negara Eropa menghadapi penolakan terhadap vaksin AstraZeneca setelah efek sampingnya membuat beberapa staf rumah sakit dan tenaga kesehatan yang ada di garda depan mengalami sakit.
Rencananya, tenaga kesehatan di Korea Selatan akan mendapatkan suntik vaksin virus corona pada pekan depan. Mereka yang mau disuntik mengutarakan ikut waswas di tengah kekhawatiran dan ketidak-pastian yang beredar di kalangan masyarakat luas.
Survey Gallup Korea pada Jumat, 19 Februari 2021 menemukan ada 71 persen responden yang waswas dengan efek samping vaksin tersebut. Namun jumlah yang sama menyebut mereka akan melakukan suntik vaksin virus corona kalau vaksin itu sudah sampai di Korea Selatan.
Sumber: Reuters