TEMPO.CO, - Palestina melakukan terobosan jelang pemilihan umum perdananya dalam 15 tahun dengan membuka pendaftaran bagi calon independen.
Mengutip Reuters, Sabtu, 20 Maret 2021, pemilu 22 Mei di Tepi Barat dan Gaza bagian dari rekonsiliasi antara faksi Fatah Presiden Mahmoud Abbas dan kelompok Islam pesaingnya, Hamas.
Pemilu ini dipandang penting untuk membangun dukungan yang lebih luas untuk membicarakan soal kemerdekaan Palestina di masa depan dengan Israel.
Terakhir kali pemungutan suara parlemen diadakan pada tahun 2006, Hamas muncul sebagai pemenang. Perebutan kekuasaan terjadi, dan pada 2007, setelah pertempuran berminggu-minggu yang menewaskan puluhan orang, kelompok Islamis itu menguasai Gaza dari pasukan yang setia kepada Abbas. Otoritas Abbas memiliki kendali terbatas atas Tepi Barat yang diduduki Israel.
Sekitar 93 persen dari 2,8 juta pemilih yang memenuhi syarat di Tepi Barat dan Gaza telah mendaftar untuk pemungutan suara. Total populasi di wilayah Palestina adalah 5,2 juta.
Israel belum menanggapi permintaan Palestina untuk mengizinkan pemungutan suara berlangsung di Yerusalem Timur, kata pejabat Palestina.
Tidak seperti pemilu 1996 dan 2006, warga Palestina tidak akan memberikan suara untuk kandidat perorangan, melainkan untuk partai atau daftar yang berisi antara 16 dan 132 kandidat.
Farid Taamallah, juru bicara Komisi Pemilihan Umum Pusat Palestina, mengatakan pada hari Sabtu bahwa sudah ada beberapa orang yang mendaftar. Pendaftaran peserta pemilu Palestina akan berakhir pada akhir bulan
Baca juga: Indonesia Akan Kirim Pemantau Pemilu ke Palestina
Sumber: REUTERS