TEMPO.CO, Jakarta - Balerina Rusia bergerak lincah menarikan gerakan balet di atas es perairan yang membeku di Teluk Finlandia sebagai aksi protes proyek yang menurut penduduk setempat mengancam habitat angsa.
Adalah Ilmira Bagautdinova, yang menantang suhu beku dengan sepatu pointe dan rok tutu putihnya. Bagautdinova memfilmkan dirinya saat dia melakukan gerakan arabesque dan plie di atas perairan beku Teluk Batareinaya setelah dia membaca laporan bahwa ada rencana untuk membangun silo biji-bijian di situs tersebut.
Dikutip dari Reuters, 14 Maret 2021, penari balet di Teater Mariinsky itu mengunggah video baletnya ke media sosial, menambahkan musik dari Swan Lake karya Tchaikovsky sebagai simbol dukungan kepada angsa yang tinggal di area sekitar 50 km sebelah barat St. Petersburg.
"Ini adalah tempat alam dan sejarah yang unik di mana angsa bersarang di musim semi, tempat keluarga dengan anak-anak berlibur di musim panas, di mana ratusan nelayan berlayar di air es di musim dingin," tulisnya di Facebook.
"Semua ini terancam oleh kehancuran," katanya.
Ketika ditanya The Moscow Times apakah dia kedinginan saat menari di atas es, balerina itu menjawab, "itu semua demi melestarikan alam yang unik."
Penari balet dari Teater Mariinsky Ilmira Bagautdinova tampil di atas es Teluk Batareynaya yang membeku untuk memprotes pembangunan terminal biji-bijian dan infrastruktur lainnya di Teluk Finlandia, di wilayah Leningrad, Rusia, dalam tangkapan gambar yang diambil dari video yang dirilis pada 20 Februari 2021.[Ilmira Bagautdinova / Reuters TV melalui REUTERS]
Kantor berita Rusia TASS melaporkan tahun lalu bahwa perusahaan Baltic Grain Terminal berencana untuk membangun terminal senilai 35 miliar rubel (Rp 6,8 triliun) di Teluk Batareinaya.
Sodruzhestvo, grup agro-industri yang memiliki Baltic Grain Terminal, menolak berkomentar.
Otoritas regional Leningrad mengatakan pihaknya belum mengeluarkan izin konstruksi untuk membangun di daerah tersebut.
Aktivis mengatakan bahwa selain menjadi tempat rekreasi yang populer, teluk ini merupakan bagian dari bekas zona satwa liar yang dilindungi dan merupakan habitat inti bagi spesies tumbuhan langka dan binatang seperti anjing laut abu-abu dan anjing laut bercincin, serta unggas air dan burung migran, beberapa di antaranya muncul dalam Buku Merah spesies yang terancam punah, The Moscow Times melaporkan.
Baca juga: Vitoria Bueno, Balerina Disabilitas Memikat Penonton YouTube
Bagautdinova meminta warga Rusia untuk menandatangani petisi online yang ditujukan kepada Presiden Vladimir Putin, yang menyerukan agar teluk itu dibiarkan seperti keadaan aslinya. Petisi tersebut sejauh ini telah mengumpulkan lebih dari 7.650 tanda tangan.
"Itu adalah tangisan dari hati saya untuk menyelamatkan tempat menakjubkan yang memiliki arti khusus bagi saya," kata perempuan berusia 29 tahun itu.
Bagautdinova mengatakan keluarganya sering mengunjungi pantai berpasir di teluk itu pada musim panas dan naik kereta luncur di sana pada musim dingin.
"Akan sangat bagus jika setelah saya menari di sini, konstruksi berhenti dan kita bisa menyelamatkan alam yang menakjubkan ini. Tapi menurut saya memang tidak semudah itu," kata sang balerina.
REUTERS | THE MOSCOW TIMES