Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

AICHR: Rekonsiliasi NLD dan Junta Solusi Paling Mungkin untuk Krisis Myanmar

image-gnews
Polisi terlihat di depan barikade pengunjuk rasa selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 8 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]
Polisi terlihat di depan barikade pengunjuk rasa selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 8 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu skenario yang paling mungkin untuk menyelesaikan krisis Myanmar yakni komunitas internasional, termasuk ASEAN, harus membujuk junta militer untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil dengan imbalan amnesti bagi militer, menurut Yuyun Wahyuningrum, Perwakilan Indonesia untuk ASEAN Intergovernmental Commission of Human Rights (AICHR).

Skenario ini adalah satu dari empat skenario yang dipaparkan oleh mantan duta besar RI untuk Inggris sekaligus peneliti senior Indonesia Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Rizal Sukma, dalam opini Harian Kompas, edisi 9 Maret 2021.

"Skenario memberi pengampunan untuk militer Myanmar kemungkinan tidak akan disukai oleh rakyat Myanmar karena kemarahan mereka saat ini, bahkan mungkin juga tidak disukai oleh banyak orang Indonesia, namun jika mengesampingkan pertentangan itu, ini adalah yang paling mungkin," kata Yuyun Wahyuningrum saat diskusi virtual "40 Hari di Bawah Bayang-bayang Kudeta Militer di Myanmar dan Gerakan Pembayangan Sipil" yang digelar Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), 12 Maret 2021.

Kemudian skenario kedua, yang mengusulkan pembentukan pemerintahan sementara yang dipimpin bukan dari kalangan militer maupun Partai NLD Aung San Suu Kyi, adalah proses yang panjang untuk diimplementasikan, pun memerlukan waktu untuk dialog, kata Yuyun. Skenario ini pernah diimplementasikan pada krisis politik Thailand 1992.

"Committee Representative of Pyidaungsu Hluttaw (CRPH/parlemen yang dibentuk oleh pemerintahan sipil yang menang pemilu 2020), adalah sesuatu yang tidak disukai militer. Selain itu, untuk memilih tokoh yang tidak memihak pemerintahan sipil NLD maupun militer, akan membutuhkan dialog yang panjang," ujar Yuyun.

Bahkan, kata Yuyun, CRPH perlu meyakinkan kelompok etnis Myanmar bahwa pemerintahan mereka ingin membentuk pemerintahan demokratis dengan sistem federalisme. "Ide federalisme ini sudah dibicarakan bertahun-tahun sebelumnya, tetapi gagasan federalisme belum direalisasikan. Jadi CRPH."

Skenario ketiga adalah yang diinginkan oleh junta militer. Militer Myanmar sebelumnya menjanjikan pemilu baru dalam satu tahun mendatang. "Tapi rakyat menolak pemilu baru dan menilai pemilu 2020 adalah pemilu yang adil," kata Yuyun.

Adapun skenario keempat, yakni Responsibility to Protect (R2P), sebuah komitmen internasional untuk melakukan intervensi mencegah kejahatan kemanusiaan, bahkan tekanan lebih lanjut dengan intervensi militer di bawah tanggung jawab Dewan Keamanan PBB.

"R2P adalah skenario yang berbahaya. Ini tentu akan ditolak oleh negara tetangga. Tapi kita masih belum tahu soal skenario ini sejauh mana bakal terjadi, tetapi yang paling mungkin adalah skenario rekonsiliasi," papar Yuyun.

Skenario ini mengharuskan militer Myanmar untuk mundur dan kesediaan NLD untuk rekonsiliasi. "Yang paling mungkin adalah skenario ini karena pemerintahan sipil tetap bisa berkuasa dengan syarat yang diajukan militer," tutur Yuyun.

Asap mengepul dari benda-benda yang terbakar selama protes di Yangon, Myanmar, 4 Maret 2021, dalam gambar diam yang diambil dari sebuah video. [Facebook Bangkoksighseeing / melalui REUTERS]

Perwakilan Indonesia untuk ASEAN Intergovernmental Commission of Human Rights (AICHR) telah menyerukan agar pasukan keamanan Myanmar menghentikan penggunaan kekerasan terhadap demonstran penentang kudeta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

AICHR juga menyerukan pembebasan pejabat sipil, aktivis, dan demonstran yang ditahan oleh junta.

40 hari pasca-kudeta militer 1 Februari, AICHR mencatat ada lebih dari 2.000 orang yang ditahan. AICHR mengatakan pasukan keamanan memukuli demonstran, mahasiswa, perempuan hamil, medis, termasuk merusak properti warga dan menembaki warga sipil, melalui tinjauan video dan foto yang beredar di media sosial.

Pada Kamis Reuters melaporkan, Amnesty International menuduh militer Myanmar menggunakan taktik perang dan senjata yang digunakan dalam perang, termasuk senapan sniper dan senapan mesin ringan, serta senapan serbu dan senapan pistol mitraliur, untuk menghadapi para demonstran penentang kudeta.

Baca juga: PBB: Korban Meninggal Selama Kudeta Myanmar Capai 70 Orang

Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Myanmar, Tom Andrews, mengatakan polisi dan tentara diperintah untuk menembak mati pengunjuk rasa.

"Mereka menggunakan shotgun 12-gauge, mereka menggunakan senapan 38 mm, mereka menggunakan senapan semi-otomatis melawan pengunjuk rasa damai yang tidak menimbulkan ancaman bagi mereka," kata Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Myanmar, Tom Andrews, dikutip dari CNN.

Demonstran Myanmar kembali berunjuk rasa pada Jumat terjadi sehari setelah sebuah kelompok hak asasi mengatakan pasukan keamanan menewaskan 12 pengunjuk rasa.

Kematian itu menambah korban jiwa menjadi 70 lebih sejak protes kudeta dilakukan, kata kelompok advokasi tahanan politik Assistance Association for Political Prisoners (AAPP).

Militer Myanmar menolak untuk mengomentari kematian terakhir, tetapi juru bicara junta militer mengatakan pada Kamis bahwa pasukan keamanan Myanmar didisiplinkan dan menggunakan kekuatan hanya jika diperlukan.

REUTERS | CNN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 jam lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

2 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

2 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

4 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

5 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

6 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

7 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

8 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.


Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

13 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Menlu Thailand Kunjungi Perbatasan dengan Myanmar, Pantau Evakuasi

Menlu Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara tiba di perbatasan dengan Myanmar untuk meninjau penanganan orang-orang yang melarikan diri dari pertempuran.


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

14 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.