TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara kembali memamerkan alutsista barunya. Kali ini berupa rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (Submarine-launched Ballistic Missile, SLBM). Rudal tersebut dipamerkan Korea Utara lewat parade Partai Pekerja yang digelar untuk mengakhiri kongres partai politik di mana menentukan pemerintahan Pyongyang ke depannya.
"Senjata terkuat di dunia, rudal balistik, memasuki alun-alun Kim Il Sung satu per satu, mendemonstrasikan kekuatan militer Korea Utara yang revolusioner," ujar deskripsi KCNA, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 15 Januari 2021.
Pemimpin Agung Korea Utara, Kim Jong Un, hadir dalam pameran senjata baru yang digelar di alun-alun Kim Il Sung itu. Mengenakan jubah bulu, ia tersenyum dan melambaikan tangan kepada para pendukungnya. Di depannya, berjajar empat SLBM dengan kelir hitam dan hulu ledak putih.
Sejumlah pakar tidak kaget dengan perkembangan terbaru ini. Korea Utara, kata mereka, memang giat melakukan pengembangan senjata baru, termasuk dengan kapasitas nuklir.
Khusus untuk SLBM, hal itu sudah diuji Korea Utara beberapa kali dengan ditembakkan dari bawah laut. Mereka mengatakan, Korea Utara juga ingin mengembangkan kapal selam untuk membawa SLBM tersebut.
Peralatan militer terlihat selama parade militer untuk memperingati Kongres ke-8 Partai Buruh di Pyongyang, Korea Utara, Kamis, 14 Januari 2021. Dalam parade ini, Korut mengklaim telah memamerkan senjata paling kuat di dunia, yaitu rudal balistik peluncuran kapal selam. KCNA via REUTERS
Apabila mengacu pada foto yang beredar, SLBM baru itu diberi label bertulisakn Pukguksong-5. Dengan kata lain, rudal balistik baru tersebut adalah pengembangan lebih lanjut dari Pukguksong-4 yang baru Oktober lalu dipamerkan dalam parade militer serupa.
"Misil yang baru ini tampak lebih panjang," ujar Michael Duitsman, pengamat Korea Utara dari James Martin Center for Non-Proliferation Studies.
Berbeda dengan parade Oktober lalu, parade kali ini tidak memperlihatkan rudal balistik antar benua (ICBM). Korea Utara juga memamerkan ICBM terbesar pada Oktober lalu yang diklaim bisa membawa hulu nuklir hingga ke wilayah manapun di Amerika.
Pengamat Korea Utara dari Ewha University of Seoul, Leif-Eric Easley, mengaku khawatir dengan aksi pamer Pyongyang yang terbaru ini. Sebab, hal itu munjukkan prioritas Korea Utara masih ke kekuatan militer, bukan ke kesejahteraan warganya. Padahal, belum lama ini, Kim Jong Un mengakui kondisi perekonomian negaranya buruk.
"Ekonomi di sana begitu terpuruk akibat pandemi COVID-19, mismanajemen kebijakan, dan sanksi internasional. Meski begitu, atau mungkin karena itu, Kim Jong Un tetap menggunakan sumber daya yang terbatas untuk pameran kekuatan militer," ujar Easley.
Sebagai cataan, kongres politik Korea Utara kali ini adalah yang pertama sejak 2016. Kongres itu digelar selama sepekan.
Baca juga: Taktik Korea Utara di Balik Pamer Rudal Antar Benua
ISTMAN MP | REUTERS
