TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Filipina memutuskan untuk menutup akses bagi pendatang dari Amerika. Hal tersebut merespon terdeteksinya varian baru COVID-19 di sana. Penutupan tersebut berlaku per Ahad pekan ini.
"Larangan kunjungan ini akan berlaku hingga 15 Januari 2020 dan mencakup mereka yang baru saja berkunjung ke Amerika 14 hari terakhir," ujar juru bicara Pemerintah Filipina, Harry Roque, dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 1 Januari 2021.
Roque melanjutkan, mereka yang tiba dari Amerika sebelum 3 Januari 2021 juga wajib menjalani karantina. Adapun karantina tersebut akan berlangsung di fasilitas milik pemerintah selama dua pekan.
Pengecualian, kata Roque, akan diberikan kepada penduduk tetap Filipina. Walau mereka datang dari Amerika setelah 3 Januari 2021, mereka akan tetap diterima dengan catatan menjalani masa karantina dua pekan juga. "Mereka wajib menjalani karantina 14 hari walaupun tes menyatakan mereka negatif," ujar Harry Roque.
Dengan dilarangnya pendatang dari Amerika, maka total sudah ada 20 negara yang pendatangnya dilarang masuk ke Filipina. Sebanyak 19 di antaranya ditetapkan pada tahun lalu dan berlaku sejak 29 Desember 2020. Hal itu untuk memastikan jumlah kasus di Filipina tak banyak bertambah dari yang sekarang, 475 ribu kasus.
Diberitakan sebelumnya, kasus pertama varian baru COVID-19 terdeteksi di Colorado, Amerika pada Selasa kemarin. Hal itu dikonfirmasi oleh Gubernur Colorado, Jared Polis, yang menyatakan varian baru COVID-19 itu ditemukan pada pasien pria yang anehnya tak memiliki riwayat perjalanan akhir-akhir ini.
Kabar terakhir, pasien tersebut sudah diisolasi di Elbert County, daerah pedesaan di pinggiran kawasan metropolitan Denver. Di saat bersamaan, otoritas kesehatan Colorado melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memastikan apakah varian baru COVID-19 itu telah ditularkan ke orang lain.
Varian baru COVID-19 pertama kali ditemukan di Inggris pada Desember 2020 lalu. Oleh Pemerintah Inggris, varian baru itu disebut berkali-kali lipat lebih cepat menyebar dibanding varian sebelumnya. Walau begitu, per hari ini, belum ada bukti varian baru itu tidak bisa ditangkal dengan vaksin COVID-19. Dilihat dari struktur proteinnya sendiri, varian baru itu tidak banyak berbeda dibanding varian lama.
ISTMAN MP | REUTERS