TEMPO.CO, Jakarta - Target vaksinasi COVID-19 di Amerika pada 2020 tidak mencapai target. Dari target 20 juta warga divaksin per akhir Desember 2020, hanya 2,8 juta yang tercapai. Dikutip dari kantor berita Reuters, vaksinasi itu pun kebanyakan hanya menjangkau rumah sakit, tidak sampai ke panti-panti perawatan di mana banyak lansia berkumpul.
Jumlah vaksin yang seharusnya didistribusikan juga masih jauh dari target. Dari target 40 juta dosis vaksin COVID-19, hanya 14 juta yang berhasil didistribusikan. Karena satu orang wajib mengkonsumsi vaksin COVID-19 dua kali, dosis yang tersedia hanya cukup untuk 7 juta warga saja. Via Twitter, Donald Trump mengkritik lambannya proses vaksinasi dan distribusi itu.
"Pemerintah Federal Amerika sudah mendistribusikan vaksin ke berbagai negara bagian. Lekaslah bergerak!," ujar Donald Trump, Jumat, 1 Januari 2021.
Pada awal Desember lalu, badan regulator obat-obatan Amerika mengklaim vaksinasi 20 juta penduduk adalah hal yang realistis. Namun, kata mereka, hal itu tergantung pada seberapa bagus kampanye dan distribusi vaksin COVID-19. Jika tidak bagus, misalnya warga ragu untuk divaksin dan distribusi lamban, maka target itu tak akan tercapai.
Menurut otoritas kesehatan di beberapa negara bagian, situasinya tidak memungkinkan untuk mencapai 20 juta vaksinasi pada 2020 lalu. Salah satu alasan mereka, jumlah tenaga kerja yang ada timpang dengan target yang ditetapkan. Di sisi lain, tidak ada bantuan dana dari pemerintah untuk menambah jumlah tenaga. Alhasil, menurut mereka, target memang jelas tak akan tercapai.
Baca Juga:
Kepala Penasehat Operation Warp Speed, yang dibentuk untuk mengurus pengembangan dan distribusi vaksin, Moncef Slaoui mengakui kekurangan yang ada. Menurutnya, pihaknya bisa bekerja lebih baik lagi. Ia berjanji Pemerintah Amerika akan memperbaiki skema vaksinasi dan distribusi vaksin COVID-19.
"Kami tahu seharusnya lebih baik dan kami sedang berjuang untuk membuatnya lebih baik," ujar Slaoui.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika mengklarifikasi pernyataan soal 20 juta vaksinasi. Dalam keterangan persnya, mereka berkata bahwa angka 20 juta yang mereka maksud adalah jumlah vaksin yang sudah dialokasikan untuk warga. Untuk distribusi dan vaksinasinya, mereka menargetkan semua beres Januari ini.
Per berita ini ditulis, sudah 18 hari proses vaksinasi COVID-19 di Amerika berjalan. Prioritas utama ada pada vaksinasi pekerja medis dan lansia yang memang rentan tertular COVID-19. Setelah mereka, pekerja esensial seperti pemadam kebakaran, polisi, serta guru akan menjadi giliran berikutnya.
Amerika sendiri masih bertahan sebagai episentrum pandemi COVID-19 di dunia. Mereka mencatatkan 20,4 juta kasus dan 354 ribu kematian akibat COVID-19. Angka tersebut dua kali lipat dari negara terdampak kedua yaitu India yang memiliki 10,2 juta kasus dan 149 korban meninggal.
ISTMAN MP | REUTERS