TEMPO.CO, - Ketika malam menyelimuti Kota Manchester, Inggris, Reynhard Sinaga, 36 tahun, keluar dari apartemennya untuk berjalan kaki menyusuri Princess Street. Di tengah kelap-kelip lampu klub malam, ia menghampiri para pria yang ditemuinya dan menawarkan mereka berkunjung ke apartemen untuk mengobrol, beristirahat, minum-minum, atau sekadar mengisi daya handphone.
Tak ada yang menyangka keramahan itu berujung pada aksi pemerkosaan oleh Reynhard Sinaga terhadap ratusan pria. Para korban sebagian besar berusia belasan atau awal 20-an yang telah selesai minum-minum atau dalam perjalanan pulang dari klub malam. Hal itu dilakukannya sejak 2015-2017. Oleh Pemerintah Inggris, kasus Reynhard Sinaga disebut sebagai yang terburuk, membuatnya pantas untuk masuk dalam Kaleidoskop 2020 Tempo.
Warga Depok yang tinggal di dekat kawasan Gay Village Manchester ini diketahui memberikan para korban minuman yang sudah dicampur dengan obat GHB atau gamma hydroxybutyrate. GHB termasuk salah satu obat yang digunakan untuk chemsex atau seks di bawah pengaruh obat. Saat korban tak sadarkan diri, Reynhard pun beraksi.
Para korban sebagian besar adalah heteroseksual dan memiliki sedikit atau tidak ada ingatan tentang pemerkosaan tersebut. Tetapi, aksi Reynhard Sinaga terbongkar setelah salah satu korbannya terbangun saat sedang diperkosa dan melawannya. Korban lalu pergi ke polisi sambil membawa salah satu telepon genggam milik Reynhard Sinaga. Di dalamnya tersimpan rekaman perbuatan bejatnya selama ini dan itu menjadi modal awal polisi untuk membekuknya.
Di awal-awal investigasi, polisi menemukan materi grafis-setara dengan 250 DVD atau 300 ribu foto-yang menggambarkan pelecehan seksual di perangkat digital Reynhard Sinaga. Reynhard Sinaga membantah telah melakukan pemerkosaan. Dalam pembelaannya, Reynhard Sinaga berdalih perbuatan itu dilakukan atas dasar suka sama suka. Ia mengatakan para korban yang dalam rekaman terlihat tidur dan mendengkur sedang memerankan fantasi seksual.
Peta lokasi apartemen Reynhard Sinaga di Montana House yang dekat dengan klub malam Fifth dan Factory tempat ia sering menjumpai korbannya. Pelaku menyasar pemuda yang sedang mabuk dan sendirian di luar klub tersebut dan mengajaknya ke rumahnya dengan kedok menawarkan bantuan. Google.com.maps
Publik baru dihebohkan oleh kejahatan Reynhard Sinaga pada awal Januari 2020. Saat itu, Pengadilan Kota Manchester menjatuhkan vonis penjara seumur hidup dan larangan mengajukan banding sebelum menjalani penahanan 30 tahun.
Sesungguhnya, media sudah mengetahui perkara dan pengadilan Reynhard sejak lama. Hal itu mengingat Reynhard Sinaga ditangkap pada tahun 2017 dan kemudian dijerat atas 159 dakwaan pelanggaran seksual terhadap 48 pria yang berbeda. Namun, media memutuskan untuk menahan pemberitaannya hingga mendapat izin dari pengadilan. Perkara Reynhard Sinaga dirasa sensitif.
Setelah vonis dijatuhkan, Jaksa penuntut umum di Inggris pada Kamis, 16 Januari 2020, mengajukan banding. Ia menuntut agar pengadilan tidak memberikan Reynhard kesempatan bebas. Banding itu berhasil di mana Pengadilan Banding Kota Manchester memutuskan untuk menambah hukuman penjara Reynhard Sinaga sebanyak 10 tahun sehingga menjadi 40 tahun pada 11 Desember kemarin.
Ketua Majelis Hakim, Lord Burnett, menuturkan hakim sempat menimbang untuk memberikan hukuman seumur hidup terhadap Reynhard. Namun, setelah mengkaji kembali kasusnya, mereka memutuskan ia lebih pantas dihukum puluhan tahun dibanding seumur hidup. "Bukan bermaksud untuk meminimalisir hukumannya, namun untuk memastikan bahwa hukuman terberat itu dijatuhkan kepada kasus-kasus luar biasa, di mana ada nyawa yang hilang atau ada upaya pembunuhan," ujar Burnett dikutip dari Sky, Sabtu, 12 Desember 2020.
Hukuman yang diperberat ini terkait dengan hasil penyelidikan kepolisian yang mengungkap bahwa jumlah korban Reynhard Sinaga sebanyak 206 pria. "Kami belum mengidentifikasi sekitar 60 pria," kata Asisten Kepala Polisi Kota Manchester Mabs Hussain. Atas aksinya itu, sejumlah media asing menyebut jika Reynhard Sinaga adalah pemerkosa paling produktif dalam sejarah kriminal di Inggris.
Reynhard Sinaga, 36 tahun, menjadi pemberitaan media-media di Inggris. Sumber: istimewa
Hingga kini, Kepolisian Kota Manchester masih membuka jalur telepon bagi siapa saja yang merasa pernah menjadi korban Reynhard Sinaga untuk melapor. Polisi mengatakan korban Reynhard bisa lebih dari 206 orang.
Reynhard Sinaga datang ke Inggris dengan visa mahasiswa pada 2007 dan memperoleh dua gelar magister di Manchester. Ia tengah mengambil gelar doktor dari Universitas Leeds saat ditangkap pada 2017.
Kementerian Luar Negeri mengatakan Kedutaan Besar Republik Indonesia di London telah memberi perlindungan hukum kepada Reynhard Sinaga. "KBRI London telah melakukan penanganan kasus WNI atas nama Reynhard Tambos Maruli Tua Sinaga (Reynhard Sinaga/RS) sejak tahun 2017-2020," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir melalui pesan teks pada Selasa, 7 Januari 2020.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-britain-rapist-idUSKBN1Z519D
https://www.gmp.police.uk/news/greater-manchester/news/news/2020/december/statement-following-court-of-appeal-ruling-in-relation-to-serial-rapist-reynhard-sinaga/
https://news.sky.com/story/joseph-mccann-and-reynard-sinaga-notorious-rapists-whose-crimes-shocked-the-nation-have-jail-terms-increased-to-40-years-12157871