TEMPO.CO, Jakarta - Per Selasa ini, Inggris mulai mendistribusikan vaksin COVID-19 dari Pfizer-BioNTech kepada warga-warganya. Hal itu menjadikan Inggris sebagai negara pertama di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19, mendahului Cina yang menjadi lokasi awal wabah. Margaret Keenan, lansia berusia 90 tahun dari Irlandia Utara, menjadi orang pertama di Inggris (dan di dunia) yang menerima vaksin itu.
Per vaksinasi dimulai, Inggris adalah negara ketujuh paling terdampak oleh virus COVID-19. Mereka mencatatkan 1,7 juta kasus dan 61 ribu kematian. Dengan dimulainya vaksinasi COVID-19, pemerintah Inggris berharap pertumbuhan angka bisa ditekan. Berikut beberapa fakta soal vaksinasi COVID-19 di Inggris yang dikumpulkan Tempo dari berbagai sumber:
1.Dijamin Aman
Agensi Regulator Obat-obatan Inggris telah memastikan vaksin COVID-19 buatan Pfizer aman dipakai. Walau proses kajiannya berjalan cepat, jauh lebih cepat dibandingkan negara-negara lainnya, mereka memastikan tidak mengambil jalan pintas dalam mengesahkan vaksin COVID-19 Pfizer.
Beberapa pakar sempat meragukan keputusan agensi tersebut. Salah satunya adalah Antony Fauci, Kepala Penasehat Medis amerika. Belakangan, Fauci mengubah pernyataannya dan menyakini inggris pasti memiliki pertimbangan yang matang.
2.Petugas Medis dan Lansia Diutamakan
Pemerintah Inggris menetapkan petugas medis dan lansia sebagai kelompok yang diprioritaskan dalam vaksinasi tahap pertama. Petugas medis di sini termasuk mereka yang bertugas di tempat-tempat perawatan seperti Panti Jompo.
Dikutip dari New York Times, sejumlah petugas medis telah menerima undangan untuk membuat janji vaksinasi. Mereka dipilih berdasarkan derajat paling mungkin tertular COVID-19. Sementara itu, untuk lansia, diawali dari mereka yang berusia 80 tahun ke atas serta baru saja keluar dari rumah sakit.
Logo Pfizer terlihat di pintu masuk pabrik Pfizer di Puurs, Belgia 3 Desember 2020. REUTERS / Yves Herman
3.Kartu Vaksin
Semua penerima vaksin COVID-19 di Inggris wajib menyimpan Kartu Vaksin mereka. Kartu itu akan mencatat kapan mereka menerima dosis pertama dan kedua vaksin COVID-19. Tujuannya, oleh pemerintah Inggris, untuk memudahkan pelacakan warga yang sudah divaksin dan belum.
4.Tetap Pakai Masker Walau Sudah Divaksin
Seperti diberitakan sebelumnya, vaksin COVID-19 memiliki fungsi utama mencegah seseorang menderita gejala virus yang disebut Corona itu. Namun, apakah virus tersebut berpotensi mencegah orang tanpa gejala menularkan COVID-19 masih perlu dipastikan. Oleh karenanya, sembari penelitian dilanjutkan, para pakar mengimbau warga tetap memakai masker.
5.Tidak Memiliki Efek Samping Berbahaya
Ketika vaksin COVID-19 dari Pfizer pertama kali dinyatakan 95 persen efektif, mereka tidak menyangkal bahwa efek samping masih ada. Namun, efek samping tersebut tidak berbahaya. Menurut laporan Pfizer, mereka yang menjadi sukarelawan tes vaksin hanya menderita pegal-pegal dan flu tak lebih dari sehari.
Efek samping adalah hal wajar dalam sebuah vaksin. Hal itu adalah reaksi dari sistem immune tubuh, merespon keberadaan vaksin dengan membentuk immunity yang akan melindungi resipien dari COVID-19.
ISTMAN MP | REUTERS | NEW YORK TIMES
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-britain/british-grandma-is-first-in-world-to-get-pfizer-vaccine-outside-trial-idUSKBN28I0OM
https://www.nytimes.com/2020/12/08/world/europe/coronavirus-vaccine-uk-questions.html?smid=fb-nytimes&smtyp=cur