TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Florida menggeledah rumah mantan peneliti data COVID-19, Rebekah Jones, pada Senin kemarin. Hal tersebut menjadi babak baru dalam konflik antara Rebekah Jones dan pemerintah Amerika yang ia tuduh telah menyembunyikan fakta pandemi COVID-19.
Tuduhan Jones tersebut membuat dirinya dipecat dari Departemen Kesehatan Florida pada Mei lalu. Tak lama kemudian, Kepolisian Florida memulai investigasi kepada dirinya perihal dugaan Jones telah mengakses sistem komunikasi pemerintah tanpa izin untuk memprovokasi koleganya. Dalam berkas perkara, Jones disebut mendesak koleganya untuk ikut bersuara soal situasi COVID-19 sesungguhnya.
Jones membantah dirinya telah mengakses sistem komunikasi pemerintah tanpa izin. Dikutip dari CNN, Selasa, 8 Desember 2020, Ia mengklaim segala akses telah dimatikan ketika dirinya dipecat. "Saya bukan peretas," ujarnya.
Menurut pengakuan Jones, kurang lebih ada 10 polisi yang menggeledah rumahnya di Tallahassee. Mereka datang pukul 08.30 pagi dan menyiagakan senjata api masing-masing seolah-olah Jones akan melawan. Senjata api tersebut bahkan, klaim Jones, ditodongkan ke dirinya, suaminya, dan anak-anaknya. "Pistol ditodongkan 15 centimeter di depan muka saya," ujar Jones.
Seorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika Serikat mewakili beberapa dari 200 ribu nyawa yang telah hilang di negara itu dalam pandemi penyakit virus corona 2019 (Covid-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts/aww/cfo (REUTERS/JOSHUA ROBERTS)
Jones menambahkan bahwa Kepolisian menyita semua komputernya, telepon genggam, dan beberapa media penyimpanan seperti hard disk. Sayangnya dalam hard disk itu, kata Jones, tersimpan data-data yang menjadi bukti pemerintah Amerika mencoba menutup-nutupi fakta COVID-19 sejak Januari. Hal itu termasuk peringatan dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC).
"Saya berkeyakinan penggeledahan ini dirancang oleh Gubernur Ron DeSantis. Inilah yang terjadi ketika kalian mencoba melawan penguasa dan orang-orang korup," ujar Jones yang juga menyebut ada banyak kejanggalan dalam berkas perkara Kepolisian soal dirinya.
"Cara saya berbicara (kepada kolega) tidak sama dengan apa yang mereka tuduhkan. Angka kematian (di berkas perkara) juga tak akurat, minus 430 kematian. Saya tidak mungkin akan menghapus 430 angka kematian itu," ujar Jones. Dalam laporan polisi, Jones disebut melaporkan 17 ribu kematian dalam edaran ke koleganya.
Juru bicara Kepolisian Florida, Gretl Plessinger, mengklaim Jones tidak kooperatif ketika penggeledahan hendak dilakukan. Ketika Jones dipanggil untuk membuka pintu, kata Plessinger, Jones tidak merespon selama kurang lebih 20 menit meski jelas-jelas berada di rumah. Perihal soal penggunaan pistol, Kepolisian Florida membantah hal itu.
Per berita ini ditulis, angka kasus COVID-19 di Amerika sudah melebihi 15 juta.
ISTMAN MP | CNN
https://edition.cnn.com/2020/12/07/us/florida-search-warrant-raid-rebekah-jones-invs/index.html