TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai asal Australia Qantas Airways pada Senin, 16 November 2020, memperingati ulang tahun yang ke-100 di tengah masa yang sedang sulit (Covid-19). Perusahaan penerbangan itu adalah satu dari tiga maskapai tertua di dunia.
“Qantas hampir mengubah model bisnisnya atau pendekatan di setiap dekade agar bisa bertahan dalam krisis, yang mereka hadapi setiap saat dan semangat kewirausahaan itu masih ada,” kata CEO Qantas Airways, Alan Joyce.
Ilustrasi pesawat komersil parkir di bandara. REUTERS/Ivan Alvarado
Qantas Airways didirikan pada 1920 di wilayah pedalaman Australia, yang dulunya bernama Queensland and Northern Territory Aerial Services Ltd (Qantas). Perusahaan penerbangan ini adalah yang tertua ketiga di dunia setelah KLM dari Belanda dan Avianca Holdings SA dari Kolombia.
Dalam perayaan 100 tahun Qantas, sebuah burung besi dari maskapai itu diterbangkan selama 100 menit dalam posisi terbang rendah di area pelabuhan Sydney pada Senin sore, 16 November 2020. Namanya juga ulang tahun ke-100, maka ada 100 karyawan Qantas Airways pula yang berada dalam pesawat itu.
Qantas Airways pada awal 2020 dalam kondisi keuangan yang cukup kuat dan telah merencanakan membeli sampai 12 unit jet Airbus SE A350 untuk melayani penerbangan jarak jauh, non-stop, jurusan Sydney – London, Inggris.
Akan tetapi, yang terjadi sekarang Qantas Airways memangkas hampir 30 persen karyawannya dan mengkandangkan sebagian besar armadanya. Diperkirakan Qantas Airways belum akan melayani penerbangan internasional sampai kuartal kedua 2021 karena sebagian besar wilayah perbatasan Australia masih ditutup.
“Saya rasa, ini tahun yang sangat sedih dan emosional bagi kita semua,” kata Margie Milton, pramugari Qantas Airways yang sudah bekerja untuk maskapai itu selama 30 tahun.
Sumber: https://www.reuters.com/article/qantas-birthday-idCNL1N2I20GI