TEMPO.CO, Jakarta - Pembunuh berbaju zirah di Quebec, Kanada, Carl Girouard, ternyata pernah mengungkapkan rencana aksinya lima tahun lalu. Girouard, kata Kepolisian Quebec, tengah menjalani pemeriksaan medis ketika mengungkapkan rencana aksi terornya pertama kali.
"Hanya saja, kala itu, dia tidak dikenal oleh Kepolisian karena ia tidak memiliki catatan kriminal," ujar Kepala Kepolisian Quebec, Robert Pigeon, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 2 November 2020.
Diberitakan sebelumnya, Girouard melakukan aksi terornya pada malam Halloween, Sabtu, 31 Oktober 2020. Dengan pedang asal Jepang, ia menyerang tujuh orang di pusat kota Quebec. Dua di antaranya tewas terbunuh yang diketahui bernama Suzanne Clermont (61) dan Francois Duchesne (56).
Butuh tiga jam oleh Kepolisian Quebec untuk bisa melumpuhkan dan menangkap pembunuh berbaju zirah itu. Ketika ditemukan pertama kali, Girouard tengah tidur terlentang tanpa sepatu.
Hingga berita ini ditulis, motif di balik serangan Girouard belum diungkap lengkap. Kepolisian Quebec hanya menyatakan bahwa aksinya bersifat personal dan tidak terkait dengan kelompok teror manapun.
"Karena kota dalam kondisi lockdown terbatas, tidak banyak orang di jalan dan itu meminimalisir dampak dari serangannya," ujar Pigeon.
Atas aksinya, Girouard dijerat pasal berlapis oleh Kepolisian Quebec. Ia dijerat dengan dua pasal pembunuhan tingkat pertama dan lima percobaan pembunuhan.
REUTERS