TEMPO.CO, Jakarta - Rusia segera mengerahkan anjing unik bertaring kecil seperti rubah yang dikenal sebagai anjing Shalaika untuk mendeteksi virus corona pada penumpang di bandara.
Anjing Shalaika merupakan persilangan antara anjing penggembala Arktik Nenets yang dikenal sebagai Laikas dan serigala emas Turkmenistan Selatan.
“Dalam banyak hal, ini adalah anjing dengan aroma yang sempurna, “kata Yelena Batayeva, kepala layanan pelatihan anjing Aeroflot, mengatakan kepada The Moscow Times.
“Mereka memiliki campuran darah Kutub Utara dan Selatan yang sangat tidak biasa. Ini memberi mereka keterampilan unik untuk bisa mencium bau yang umum di udara hangat yang berat, dan partikel udara dingin ringan yang tidak bisa dilakukan oleh anjing lain yang pernah bekerja sama dengan kami, ”jelasnya.
Batayeva menambahkan, bahwa anjing sebelumnya telah digunakan untuk mendeteksi penyakit lain termasuk kanker, yang menjadikannya solusi yang menarik untuk mendeteksi virus corona.
Anjing pelacak Shalaika sedang dilatih untuk mendeteksi bau virus corona dengan mencium sampel urin dari pasien yang dinyatakan positif.
Menurut Batayeva, Aeroflot berharap uji coba akan selesai pada Desember 2020 mendatang, dan anjing-anjing itu bekerja di bandara Sheremetyevo, Moscow, Rusia mulai awal tahun depan.
Rusia berharap anjing Shalaika akan membantu menghidupkan kembali industri penerbangan yang menderita rugi hingga us$ 1,3 miliar atau setara Rp 19,2 triliun pada akhir tahun ini karena pembatasan penerbangan yang diberlakukan untuk memerangi virus corona.
Rusia sebenarnya bukan satu-satunya negara yang mencoba menggunakan anjing dalam pertempuran melawan virus corona. Pada September lalu, Finlandia merupakan negara pertama yang melakukan uji coba menggunakan anjing untuk mengendus virus corona di bandara Helsinki.
The New York Times melaporkan bahwa terdapat pertanda baik pada awalnya dengan hewan yang dapat mengendus virus orang-orang yang tidak menunjukkan gejala, atau belum menunjukkan gejala, lebih cepat daripada tes PCR standar.
Pada Juli lalu, sebuah penelitian di University of Veterinary Medicine Hannover, Jerman menyimpulkan bahwa anjing dapat mendeteksi sampel air liur orang yang terinfeksi virus corona dari sampel yang tidak terinfeksi dengan tingkat keberhasilan sebesar 94 persen.
"Kami tahu bagaimana anjing mendeteksiny dengan alat penciuman, tapi kami belum tahu apa yang mereka deteksi, “kata Anna Hielm-Bjorkman, seorang peneliti di Universitas Helsinki kepada The New York Times. “Jika kita mengetahuinya, kita bisa bepergian dengan ribuan anjing ke seluruh dunia, “katanya.
FARID NURHAKIM | THE MOSCOW TIMES
Sumber:
https://www.themoscowtimes.com/2020/10/12/russia-recruits-rare-dogs-to-sniff-out-coronavirus-as-second-wave-tightens-grip-a71724