TEMPO.CO, Jakarta - Debat Capres AS pertama tahun ini berlangsung kacau balau. Perdebatan antara inkumben Donald Trump dan capres Joe Biden sarat akan interupsi dan makian. Agar tidak terulang, penyelenggara Debat Capres AS berjanji menyiapkan aturan baru agar kedua calon tidak bisa menyela lawan debat jika belum waktunya.
"Debat pada Selasa malam memperjelas bahwa struktur tambahan harus ditambahkan ke format debat yang tersisa. Hal itu untuk memastikan diskusi yang lebih teratur," ujar Komisi Debat Presiden, kelompok non-partisan yang telah menyelenggarakan acara tersebut sejak 1988, dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 1 Oktober 2020.
Komisi tersebut, dalam pernyataan persnya, menambahkan bahwa perubahan akan dilakukan dengan penuh pertimbangan. Dengan begitu, walau format debat akan berubah, hal itu akan tetap menjamin keadilan bagi kedua calon.
Kedua calon memberikan tanggapan mereka atas rencana Komisi Debat Presiden. Joe Biden menyarankan adanya tombol "mute" (bisu) untuk mematikan mikrofon sehingga lawan tidak bisa menyela dengan mudah.
“Itu adalah aib nasional,” kata Joe Biden tentang debat dan kinerja Donald Trump. "Saya tidak akan berspekulasi tentang apa yang bisa terjadi pada debat kedua atau ketiga."
Berbeda dengan Joe Biden, tim kampanye Donald Trump menganggap Komisi Debat Presiden ingin mengubah permainan di tengah-tengah pertarungan kedua calon. Selain itu, mereka juga mengkritik pemilihan moderator yang kala itu jatuh kepada Chris Wallace dari Fox News.
"Chris mengalami malam yang sulit," tulis Donald Trump pada Rabu pagi di Twitter, menyebut debat tersebut sebagai pertarungan ‘dua lawan satu’.
Komisi debat membela Wallace, dan berterima kasih padanya atas profesionalisme dan keterampilan yang dia bawa ke debat tadi malam. Adapun Donald Trump dan Joe Biden akan berdebat lagi Oktober ini.
FERDINAND ANDRE | REUTERS