TEMPO.CO, Jakarta - Debat Capres AS pertama antara Donald Trump dan Joe Biden berjalan kacau. Sepanjang debat, inkumben Donald Trump konsisten menyela Joe Biden di saat ia mencoba menjawab pertanyaan dari moderator. Di sisi lain, Joe Biden juga beberapa kali mengeluarkan umpatan kepada Donald Trump karena merasa terganggu olehnya.
"Sangat sulit untuk berbicara dengan adanya 'Badut' ini," ujar Joe Biden di tengah Debat Capres AS, Selasa waktu Amerika, 29 September 2020.
Moderator debat, Chris Wallace dari Fox News, kelimpungan menjaga kontrol akan jalannya debat. Dalam berbagai kesempatan, baik Biden maupun Trump bahkan mengacuhkannya dan ribut sendiri. Meski tensi di Debat Capres AS tinggi, beberapa isu menarik diangkat dalam event tersebut. Berikut beberapa di antaranya:
1.Donald Trump Tidak Mengecam Supremasi Putih
Salah satu momen yang banyak diperbincangkan di Amerika pasca debat adalah bagaimana Donald Trump tidak mengecam aksi kelompok supremasi putih. Alih-alih mengecam, Donald Trump malah meminta mereka untuk mundur dan siaga. Ia mengucapkan hal itu kepada kelompok Proud Boys.
Usai meminta kelompok Proud Boys untuk siaga, Donald Trump mengalihkan isu ke kelompok Antifa yang berorientasi ekstrim kiri. Antifa adalah kelompok tanpa hirarki yang memiliki misi melawan pemerintah otoriter dan rasis. Menurut Donald Trump, kelompok itu juga perlu ditindak.
Baca Juga:
Joe Biden mengomentari sikap Trump dengan menyebutnya rasis. "Ini adalah presiden yang telah menggunakan wewenangnya seperti peluit anjing demi memicu kebencian dan perpecahan ras," ujar Joe Biden.
Anggota Virgil Griffin White Knights, kelompok yang mengklaim berafiliasi dengan Ku Klux Klan, mengadakan upacara untuk anggota baru di sebuah lumbung pertanian di Carter County, Tennessee, 4 Juli 2015. Kelompok ini berkeyakinan bahwa ras kulit putih adalah ras yang terbaik. Mereka mendirikan organisasi tersebut dengan maksud untuk berjuang memberantas kaum kulit hitam dan minoritas di AS seperti Yahudi, Asia, dan Katolik Roma. REUTERS/Johnny Milano
2.Mempermasalahkan Pilpres Amerika
Donald Trump konsisten dengan sikpanya mempermasalahkan Pilpres Amerika yang akan menerapkan pemilihan via pos. Ia kembali menyebut mekanisme tersebut rentan bocor dan dicurangi. Oleh karenanya, ia tidak menjamin pilpres Amerika akan berjalan dengan lancar.
"Jika saya melihat ribuan surat suara dimanipulasi, tentu saya tidak bisa tinggal diam kan," ujar Donald Trump yang pernah meminta Pilpres Amerika ditunda.
Joe Biden menjawab keraguan Donald Trump dengan meminta penduduk Amerika untuk menggunakan hak suaranya. Menurutnya, jika semua penduduk Amerika menggunakan suaranya, dan memilih dirinya, maka akan sulit untuk mempermasalahkan hasil Pilpres Amerika.
3.Pandemi Virus Corona
Sepanjang Debat Capres AS, Joe Biden berusaha menunjukkan bahwa Donald Trump tidak bertindak maksimal dalam menangani pandemi virus Corona. Ia bahkan menyebut Donald Trump panik, terlalu lamban dalam mengambil keputusan, dan terlalu cepat membuka perekonomian Amerika kembali.
"Akan ada semakin banyak orang mati (karena virus Corona), kecuali dia (Donald Trump) bisa bersikap lebih pintar dan lebih tanggap," ujar Biden menegaskan. Joe Biden tak lupa menyebutkan bahwa ada ratusan ribu orang meninggal di Amerika akibat virus Corona.
Donald Trump merespon serangan Joe Biden dengan bersikap defensif dan konsisten menyela. Ia beberapa kali mencoba mengalihkan pembicaran soal rekam jejak penanganan virus Corona-nya yang bermasalah. Alhasil, perdebatan keduanya tidak menyasar substansi masalah di Amerika tetapi lebih ke permukaan mulai dari soal masker, vaksin, Cina, dan sebagainya.
Wakil Presiden, Joe Biden (kanan), dan putranya Hunter jelang inagurasi presiden Barack Obama di Washington, 20 Januari 2009. Hunter dikeluarkan dari AL pada awal tahun ini dan tidak menjelaskan apa penyebabnya. REUTERS/Carlos Barria
4.Keluarga Joe Biden
Urusan keluarga ikut dibawa dalam Debat Capres AS. Adalah Donald Trump yang membawa isu tersebut dengan menyerang Joe Biden soal anaknya, Hunter Biden.
Donald Trump mengangkat masalah Hunter Biden dari berbagai sisi. Hal itu mulai dari dugaan korupsi di Ukraina (yang nyaris membuat Trump dimakzulkan) dan masalah ketergantungan obat. Dengan tenang, Joe Biden mengatakan bahwa debat malam ini bukanlah urusan keluarganya ataupun keluarga Trump, tetapi keluarga Amerika.
Joe Biden juga mengakui bahwa Hunter Biden memang pernah kecanduan obat-obatan. Namun, kata ia, Hunter Biden sudah berhasil lolos dari kecanduan itu. "Benar anak saya ada masalah obat-obatan, tetapi dia sudah melaluinya dan saya bangga padanya," ujar Joe Biden.
5.Pajak Donald Trump
Salah satu isu terhangat sebelum Debat Capres AS digelar adalah masalah pajak Donald Trump. Laporan New York Times pada Ahad kemarin mengatakan Donald Trump telah mengemplang pajak selama bertahun-tahun dengan memanipulasi pelaporannya. Alhasil, dalam beberapa tahun terakhir, ia hanya membayar sedikit sekali tagihan pajak, misalnya US$750 di tahun 2016 dan 2017.
Donald Trump membantah tuduhan itu ketika debat dan kembali mengklaim dia warga yang patuh pajak. Ia juga menolak untuk memperlihatkan pelaporan pajaknya walaupun diminta oleh Joe Biden. Walau begitu, Donald Trump mengakui bahwa dalam beberapa kesempatan dia memang mencoba untuk meminimalisir tagihan pajaknya meski tak separah yang diberitakan.
"Salahkan mantan Presiden Barack Obama dan Wakil Presiden Joe Biden yang membuat aturan pajak soal itu," ujar Donald Trump.
ISTMAN MP | REUTERS | CNN
https://edition.cnn.com/2020/09/30/politics/trump-biden-first-debate-takeaways/index.html