TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump dan mantan Wakil Presiden Joe Biden akan berhadapan dalam debat Presiden pertama pada Selasa, 29 September 2020.
Masih ada lima pekan tersisa menjelang pemilu Amerika Serikat pada 3 November 2020.
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam debat Presiden, yang berlangsung selama sekitar 90 menit di Cleveland dan disiarkan televisi.
- Isu Panas
Donald Trump akan menghadapi pertanyaan terkait sejumlah pernyataannya, yang mengandung kontroversi. Ini seperti pernyataan Trump soal proses pemilu curang, hingga soal sikapnya untuk menerima hasil pemilu apabila kalah.
Trump juga menghadapi isu soal pajak penghasilan federal, yang menurut laporan New York Times, tidak dibayarkan selama sepuluh tahun.
Sedangkan Biden, dia bakal mengangkat sejumlah topik untuk menyerang Trump seperti sistem perawatan kesehatan, hak aborsi, bahkan soal nominasi Amy Coney Barrett oleh Trump sebagai hakim agung Amerika.
- Kesempatan Biden
Debat ini akan menjadi kesempatan Joe Biden untuk memperkenalkan dirinya kembali ke publik dan agenda yang diusung.
Calon dari Partai Demokrat ini harus bisa membuktikan kepantasannya untuk mendapatkan kursi Presiden. Dia harus memberikan jawaban singkat, padat, dan jelas, serta menghindari beberapa kesalahan verbal yang telah terjadi dan mengganggu sepanjang karir politiknya.
- Strategi Trump
Dengan maraknya pandemi Covid-19 dan kerusuhan sipil terkait isu ketidak-adilan ras. Trump cenderung dengan mudah menyalahkan siapa saja selain dirinya.
Ini membuat Biden perlu mengingatkan warga Amerika bahwa Trump lah yang bertanggung jawab atas semua isu ini.
Trump memang bisa menggunakan jabatannya sebagai Presiden untuk keuntungan dirinya seperti terkait isu ekonomi.
Namun para pemilih tentunya menghargai Presiden yang mau bertanggung jawab untuk hal positif atau masalah yang terjadi.
- Memutarbalikkan Kebenaran
Seiring berjalannya proses kampanye, Trump dikenal sebagai sosok yang mudah sekali mengumbar pernyataan yang dinilai keliru oleh sebagian kalangan.
Salah satunya soal capaian ekonomi AS yang luar biasa sebelum pandemi Covid-19 dan wabah Corona ini telah mulai menyusut.
Akan merugikan bagi Joe Biden apabila dia secara terus-terusan berusaha menyecar Trump mengenai fakta-fakta keliru, yang dikatakan Trump.
“Keliru jika Biden mencoba melakukan itu,” kata Aaron Kall, direktur debat di Universitas Michigan. “Anda harus fokus pada Agenda Anda sendiri.”
- Terkena Serangan
Biden dinilai kerap merasa khawatir dengan serangan-serangan Trump yang gencar. Sebelumnya, Trump lewat cuitan di Twitter mengatakan Biden diduga menggunakan obat stimulan untuk meningkatkan kemampuan debatnya. Tim Trump akan memanfaatkan tiap detik mencari cuplikan dimana Biden terlihat lengah sehingga bisa dieksploitasi menjadi video viral.
“Jika Presiden berbohong, sebut aja itu bohong. Jika dia menyerang Biden secara pribadi, abaikan saja dan jangan dibawa ke hati,” kata John Geer, pakar opini publik dari Vanderbilt University. “Biden harus terus bersikap layaknya Presiden dan tangguh meski ‘ada lumpur di jasnya’.”
FERDINAND ANDRE | REUTERS
Sumber