TEMPO.CO, Jakarta - Konflik antara Taiwan dan Cina tidak terbatas pada masalah kedaulatan saja, tetapi juga pengakuan oleh organisasi internasional. Cina aktif mendorong organisasi-organisasi internasional untuk menyebut Taiwan sebagai bagian dari negeri tirai bambu itu.
Kasus terbaru, Taiwan dianggap sebagai bagian dari Cina oleh Global Covenant of Mayors for Climate and Energy. Hal itu diungkapkan oleh Pemerintah Kaohsiung, Taiwan Selatan, yang mengatakan bahwa organisasi itu telah mengubah status beberapa kota Taiwan sebagai bagian Cina di situsnya.
"Taiwan ya Taiwan, Cina ya Cina. Taiwan bukanlah bagian dari Cina. Jika ini kesalahan penggunaannya, menurut kami ini kesalahan yang besar," ujar Perdana Menteri Su Tseng-chang marah, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 27 September 2020.
Kementerian Luar Negeri Taiwan dikabarkan sudah menghubungi organisasi terkait untuk memperbaiki situsnya. The Global Covenant belum memberikan pernyataan apapun hingga berita ini ditulis.
Hal senada juga dilakukan oleh Pemerintah Cina. Mereka juga belum memberikan keterangan apapun. Walau begitu, masalah nama ini bukanlah yang pertama kalinya bagi Cina.
Salah satu isu terbesar soal status Taiwan dan Cina adalah soal keanggotaan di WHO. Hingga berita ini ditulus, Taiwan belum bisa menjadi bagian dari organisasi kesehatan dunia tersebut. Gara-garanya, Cina lebih dulu mengklaim Taiwan sebagai bagian darinya, bukan negara independen. Alhasil, setiap kali ada sidang WHO, Taiwan hanya bisa ikut serta sebagai pemerhati tanpa hak untuk memberikan masukan.
ISTMAN MP | REUTERS