TEMPO.CO, Jakarta - Uni Emirat Arab mulai memasukkan isu normalisasi hubungan Israel ke dalam kurikulum dan buku teks Studi Islam 2020, menurut laporan IMPACT-se.
Buku teks, yang mencakup kurikulum Pendidikan Moral untuk kelas 1-12 yang telah diperkenalkan ke UEA pada 2016, memuji kesapakatan Israel-UEA yang disebut Kesepakatan Abraham dan mengajarkan pentingnya inisiatif perdamaian.
Kurikulum itu juga menambahkan bahwa UEA sepenuhnya mendukung upaya rekonsiliasi di masa depan antara Israel dan Palestina.
"Sungguh luar biasa bahwa buku teks yang mengajarkan tentang perjanjian UEA-Israel ada di meja anak-anak sekolah di Emirates hanya dua minggu setelah pengumuman perjanjian," kata CEO IMPACT, Marcus Sheff, dikutip dari Jerusalem Post, 15 September 2020.
Bab tentang perjanjian normalisasi Uni Emirat Arab dan Israel menyebut "perjanjian itu berasal dari nilai-nilai agama Islam sejati yang mendorong terciptanya perdamaian dan membangun jembatan kerja sama".
Baca Juga:
Bersamaan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), siswa ditugaskan untuk membuat presentasi yang berfokus pada pentingnya inisiatif perdamaian dan peran spesifik negara mereka dalam mencapai perdamaian.
"Perjanjian tidak hanya disajikan sebagai fakta dalam buku teks. Mahasiswa disuguhkan dengan alasan agama, etika, dan nasional, untuk mendukung kesepakatan dan menggunakan pemikiran kritis dalam menyelesaikan latihan tentang pentingnya menciptakan perdamaian," tambah Sheff.
Kurikulum Pendidikan Moral telah menjadi upaya UEA untuk mendorong modernisasi dan pembangunan nasional, menurut laporan itu.
"Kurikulum Pendidikan Moral ambisius dan mengungkapkan upaya dan motivasi besar UEA untuk memberikan kurikulum yang lebih holistik yang berfokus pada pengembangan pribadi serta mata pelajaran tradisional," papar laporan tersebut.
Bagian dari Kurikulum Pendidikan Moral terdiri dari empat unit, yakni karakter dan moralitas, individu dan komunitas, studi budaya, dan studi kewarganegaraan, dikutip dari Ynet News.
Uni Emirat Arab dan Bahrain pada Selasa menandatangani perjanjian normalisasi hubungan dengan Israel.
Pada upacara penandatanganan yang digelar AS, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menandatangani perjanjian dengan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al Zayani, Reuters melaporkan.
Kesepakatan tersebut menjadikan UEA dan Bahrain sebagai negara Arab ketiga yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel sejak perjanjian damai dengan Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.
Palestina memandang perjanjian baru itu melemahkan posisi koalisi pan-Arab, yang menuntut penarikan Israel dari wilayah pendudukan dan penerimaan kedaulatan Palestina sebagai imbalan untuk normalisasi dengan negara-negara Arab.
Meskipun negosiasi antara Israel dan Palestina pada 2014 gagal, beberapa negara Teluk Arab dan beberapa negara Arab lainnya telah lama melakukan kontak informal dengan Israel.
Sumber:
https://www.jpost.com/middle-east/uae-begins-teaching-about-normalization-with-israel-to-grades-1-12-642334
https://www.ynetnews.com/article/rJtwMeTEv
https://af.reuters.com/article/idAFKBN2660LB