TEMPO.CO, Jakarta - Palestina mengaku kecewa kepada Liga Arab yang menolak mengecam kesepakatan normalisasi Uni Emirat Aran dengan Israel dalam pertemuan Liga Arab Rabu kemarin.
Pejabat Palestina mengatakan penolakan menteri luar negeri Liga Arab untuk mendukung rancangan resolusi Palestina terhadap perjanjian Israel-UEA akan membuka jalan bagi negara-negara Arab lainnya untuk menjalin hubungan dengan Israel.
Selama pertemuan Liga Arab, negara-negara anggotanya enggan menyetujui draf dari Palestina yang mengecam normalisasi hubungan Uni Emirat Arab dengan Israel.
"Diskusi tentang hal ini serius. Itu komprehensif dan membutuhkan waktu. Tapi pada akhirnya tidak mengarah pada kesepakatan tentang rancangan komunike yang diusulkan oleh pihak Palestina," kata Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Hossam Zaki, dikutip dari Reuters, 11 September 2020.
Palestina kecewa dengan langkah UEA karena khawatir akan melemahkan posisi pan-Arab atau yang dikenal sebagai inisiatif perdamaian Arab, yang menyerukan penarikan Israel dari wilayah pendudukan, dan mengakui Palestina sebagai negara merdeka dengan imbalan normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab.
Baca Juga:
"Pertama kami mengira bahwa Uni Emirat Arab adalah satu-satunya negara yang telah menikam kami dari belakang," kata seorang pejabat senior Palestina di Ramallah kepada The Jerusalem Post.
"Pada hari Rabu, kami melihat bagaimana beberapa negara Arab lainnya telah mengkhianati rakyat Palestina dan perjuangan Palestina. Ini adalah hari hitam dalam sejarah Palestina dan Arab," kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonimitas.
Liga Arab menolak untuk mendukung rancangan resolusi Palestina yang menolak kesepakatan Israel-UEA setelah beberapa negara Arab, termasuk UEA, Bahrain, Mesir, Yordania dan Maroko, dan Sudan keberatan dengan pernyataan penolakan yang diusulkan Palestina.
"Setiap negara berdaulat memiliki hak untuk menjalankan kebijakan luar negerinya dengan cara yang diinginkannya, dan ini adalah sesuatu yang dihormati dan didukung oleh dewan ini (Liga Arab)," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmad Aboul Gheit dalam pertemuan tersebut.
Dikutip dari kantor berita Anadolu, pada Kamis kelompok perlawanan Jihad Islam memaksa Palestina mundur dari Liga Arab setelah forum tersebut menolak untuk mengutuk kesepakatan normalisasi UEA-Israel.
"Kami meminta Otoritas Palestina untuk menarik diri dari Liga Arab karena dewan ini termasuk negara-negara yang meninggalkan Palestina dan merangkul Israel dan menolak mengutuk normalisasi (dengan Israel)," kata Mohammed al-Hindi, anggota biro politik Jihad Islam, sebuah kelompok perlawanan Palestina.
Dia mengatakan rezim Arab saat ini tidak mewakili rakyat mereka yang tulus mendukung Palestina. Sementara Komite Eksekutif PLO mengatakan kegagalan Palestina meyakinkan semua negara Arab untuk mengutuk keputusan UEA adalah hal yang berbahaya.
"Desakan UEA untuk melanjutkan penandatanganan perjanjian damai dengan pendudukan Israel merupakan penyangkalan yang mencolok terhadap rakyat Palestina dan hak-hak mereka," kata PLO.
Anggota Komite Eksekutif PLO Ahmed Majdalani mengatakan, "Saudara-saudara Arab telah meninggalkan masalah Palestina pada saat seluruh dunia mendukungnya."
Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan al-Saud, tidak menyinggung secara langsung tentang kesepakatan normalisasi UEA-Israel.
Tetapi Pangeran Faisal mengatakan Riyadh mendukung pembentukan negara Palestina berdasarkan perbatasan yang ada sebelum perang Timur Tengah 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Amerika Serikat, Israel, dan UEA telah mendesak para pemimpin Palestina untuk terlibat kembali dalam negosiasi dengan Israel. Dalam perjalanan ke Uni Emirat Arab, menantu dan penasihat senior Presiden AS Donald Trump Jared Kushner mengatakan bahwa warga Palestina tidak boleh terjebak di masa lalu.
Sumber:
https://www.jpost.com/middle-east/palestinians-our-arab-brothers-have-abandoned-us-641843
https://uk.reuters.com/article/uk-israel-palestinians-arabs-saudi/palestinians-fail-to-persuade-arab-ministers-to-condemn-uae-israel-deal-idUKKBN2601PF
https://www.aa.com.tr/en/middle-east/abandoned-palestine-should-leave-arab-league/1969282