TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Otoritas Malaysia mengingatkan publik untuk menghindari kontak fisik saat pandemi Covid-19 termasuk salam kepalan tangan sebagai bentuk salam.
Ini karena jumlah kasus Covid-19 di negara itu meningkat semakin tinggi dalam tiga bulan terakhir.
“Salam kepalan tangan, yang dilakukan dengan menempelkan kepalan tangan, telah menggantikan pola bersalaman tradisional saat Covid-19 saat ini,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 8 September 2020.
Namun, pejabat kesehatan Malaysia mengatakan, bentuk kontak fisik ini menimbulkan risiko paparan infeksi.
“Ini mengapa kami mengingatkan publik untuk tidak melakukan salam kepal tangan,” kata Noor Hisham Abdullah, direktur jenderal Kesehatan Malaysia, seperti dilansir Reuters.
Otoritas juga mengingatkan publik untuk menjaga jarak sekitar satu meter satu sama lain saat berinteraksi.
Otoritas Malaysia melaporkan lonjakan kasus baru harian Covid-19 menjadi 100 kasus pada Selasa untuk pertama kalinya sejak Juni.
Malaysia mencatat ada 9,550 kasus Covid-19 dengan 128 orang meninggal. Negara tetangga seperti Filipina dan Indonesia, masing-masing, mencatat jumlah kasus 241,987 ribu dan 200,035 kasus. Indonesia mencatat jumlah korban meninggal sebanyak 8,230 orang atau tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-malaysia/malaysia-says-no-more-fist-bumps-as-coronavirus-numbers-jump-idUSKBN25Z1QZ?il=0