TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Israel Alon Schuster sedang mengupayakan sejumlah proyek kerja sama yang bisa membantu meningkatkan ketahanan pangan Uni Emirat Arab setelah negara itu melakukan normalisasi hubungan Israel.
Di antara kerja sama yang tercetus adalah desalinasi air dan budidaya tanaman di gurun. Sebelumnya Presiden Uni Emirat Arab (UEA) membatalkan boikot ekonomi negara itu terhadap Israel sehingga membolehkan terciptanya kesepakatan perdagangan dan keuangan antara kedua negara.
“Mereka (Uni Emirat Arab) punya uangnya dan kami punya pengalaman. Kami bisa berjalan beriringan,” kata Schuster, dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio di Tel Aviv, Jumat, 28 Agustus 2020.
Pemerintah Uni Emirat Arab belum mau berkomentar soal ini.
Ilustrasi Ekspor Import. Getty Images
Kantor berita Uni Emirat Arab sebelumnya pada Sabtu, 29 Agustus 2020, melaporkan Presiden Uni Emirat Aranb Khalifa bin Zayed al-Nahyan telah menerbitkan sebuah dekrit yang menghapuskan undang-undang boikot. Dekrit ini merupakan bagian dari upaya Uni Emirat Arab memperluas diplomasi dan kerja sama perdagangan dengan Negara Bintang Daud agar bisa mengarah pada tumbuhnya stimulus ekonomi dan promosi inovasi teknologi.
Israel dan Uni Emirat Arab pada 13 Agustus 2020 menyatakan melakukan normalisasi hubungan diplomatik kedua negara setelah dimediasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang ingin membentuk ulang Timur Tengah dari menyasar isu Palestina, menjadi upaya memerangi Iran.
Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi mengatakan Uni Emirat Arab telah mengambil sebuah langkah penting terhadap perdamaian, yang akan berkontribusi pada perekonomian dan pencapaian perdagangan bagi masyarakat di kedua negara, di mana saat yang sama hal ini bisa memperkuat stabilitas di kawasan.
Penghapusan boikot ekonomi oleh Uni Emirat Arab kepada Israel itu dilakukan bersamaan dengan persiapan maskapai El Al Israel Airlines Ltd untuk beroperasi di Uni Emirat Arab. Rencananya penerbangan pertama akan dilakukan dari bandar udara Ben Guiron, Tel Aviv ke Ibu Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Stasiun televisi di Israel, Channel 13, mewartakan hubungan bilateral bidang perdagangan Israel – Uni Emirat Arab dalam setahun bisa bernilai US$ 4 miliar atau Rp 58 triliun. Angka ini pun diproyeksi bakal cepat naik sampai tiga kali lipat, bahkan empat kali lipat.