TEMPO.CO, Minsk – Sekitar 50 polisi anti-huru hara Belarus menanggalkan peralatan anti-huru hara berupa tongkat dan tameng lalu memeluk demonstran anti-pemerintah di Ibu Kota Minsk.
Para demonstran Belarus bersorak dan menyebut polisi sebagai saudara. Peristiwa ini terjadi di depan sejumlah gedung pemerintah.
“Para demonstran juga berteriak ‘Sveta, Presiden,” begitu dilansir CNN pada Jumat, 14 Agustus 2020.
Sveta adalah nama panggilan politikus oposisi Svetlana Tikhanovskaya, yang menyatakan dirinya memenangi suara mayoritas pada pemilu Presiden atau pilpres Belarus pada Ahad kemarin.
Otoritas Belarus mengeklaim, inkumben Presiden Alexander Lukashenko memenangi sekitar 80.1 persen suara rakyat pada pemilu, yang diduga banyak pihak penuh kecurangan.
Sekitar puluhan ribu massa berunjuk rasa di Ibu Kota Minsk pada Jumat untuk menolak Lukashenko, yang dianggap sebagai orang kuat dan telah memerintah negara itu selama 26 tahun.
Aksi demonstrasi ini terjadi di sejumlah kota dan kerap diwarnai bentrokan antara demonstran dan aparat.
Pejabat Belarus mengatakan sekitar 6,700 orang telah ditangkap dengan satu orang tewas dalam kerusuhan pasca pemilu Presiden, yang disebut tidak bebas dan adil oleh para pemantau.
Kementerian Dalam Negeri Belarus telah membebaskan sekitar 2 ribu tahanan di tengah aksi protes massa yang terus berlangsung.