TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mengatakan tidak akan ada perang lagi karena senjata nuklir Korut menjamin keselamatan dan masa depan negara meski ada tekanan dan ancaman militer asing.
Kantor berita Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA, mengutip pernyataan Kim Jong Un pada Selasa dalam peringatan ke-67 tahun gencatan senjata Perang Korea 1950-1953 yang jatuh pada 27 Juli.
Korea Utara mengembangkan senjata nuklir untuk memenangkan "kekuatan absolut" demi mencegah konflik bersenjata lainnya, kata Kim Jong Un dalam pidato yang disiarkan oleh KCNA, seperti dikutip dari Reuters, 28 Juli 2020.
"Sekarang kita mampu mempertahankan diri dalam menghadapi segala bentuk tekanan intensitas tinggi dan ancaman militer dari pasukan imperialis dan musuh," kata Kim Jong Un.
"Berkat senjata nuklir pertahanan diri yang andal dan efektif, tidak akan ada lagi perang, dan keselamatan dan masa depan negara kita akan terjamin selamanya."
Perang Korea berakhir dengan gencatan senjata yang ditandatangani pada 27 Juli 1953, yang membuat Korea Selatan dan Korea Utara secara teknis masih berperang, menurut Yonhap. Korea Utara menyebut perang tersebut sebagai Perang Pembebasan Tanah Air dan menetapkan tanggal penandatanganan gencatan senjata sebagai Hari Kemenangan.
Pidato Kim Jong Un disampaikan di tengah kebuntuan negosiasi yang bertujuan membongkar program nuklir dan rudal Pyongyang dengan imbalan pencabutan sanksi dari Amerika Serikat.
Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump bertemu untuk pertama kalinya pada 2018 di Singapura, meningkatkan harapan untuk negosiasi atas ancaman nuklir Korea Utara. Namun, pertemuan Kim Jong Un dan Trump pada 2019 di Vietnam dan setelahnya berujung buntu tanpa menghasilkan kesepakatan denuklirisasi Korea Utara yang konkret.