TEMPO.CO, Madrid - Juan Carlos I dari Spanyol lahir di Roma pada 5 Januari 1939 dan menjadi Raja Spanyol pada 22 November 1975.
Dia dikenal berperan besar dalam transisi Spanyol menjadi negara demokrasi pada 1975.
Ini terjadi saat pemimpin diktator fasis Generalissimo Fransisco Franco meninggal.
Salah satu momen terbaik dalam perjalanan dirinya sebagai raja adalah saat Juan Carlos berpidato di televisi pada 23 Februari 1981.
“Dia berhadapan dengan upaya kudeta militer oleh sekelompok perwira militer sayap kanan yang sedang berlangsung,” begitu dilansir New Yorker pada 2 Juni 2014.
Tindakannya ini dianggap sebagai upaya penyelamatan berhasil Spanyol memasuki era demokrasi. “Dia mendapatkan penghargaan dari dua generasi Spanyol atas tindakannya itu,” begitu dilansir New Yorker.
Namun, Juan Carlos I juga dikenal dengan sejumlah skandal seperti kegiatan berburu gajah pada 2012 di Botswana.
Acara ini berakhir dengan pinggul Juan Carlos I yang patah karena terjatuh. Kegiatan berburu yang dilakukan secara mewah ini juga menjadi kontroversi karena saat itu Spanyol sedang berhemat di tengah resesi. Lalu, dia diterbangkan ke Spanyol dan menjalani terapi di sebuah klinik eksklusif.
Kabar tidak menyenangkan lainnya adalah Juan Carlos melakukan perjalanan itu bersama seorang teman wanita, yang merupakan seorang aristokrat Jerman bernama Corinna zu Syan Wittgenstein. Corinna membantah keduanya memiliki hubungan dekat.
Belakangan, media Spanyol melaporkan hubungan Juan Carlos dan Ratu Sofia merenggang. Keduanya muncul bersama hanya untuk konsumsi publik saja.
Isu lain di seputar Raja Juan Carlos I adalah mengenai putrinya, Putri Cristina dan suaminya, yang diduga menggunakan uang sumbangan sosial untuk mendanai kegiatan pribadi. Keduanya telah membantah soal ini.
Belakangan media Swiss, La Tribune de Geneve, dan Daily Telegraph dari Inggris melaporkan dugaan uang suap terkait proyek kereta api di Arab Saudi.
Kedua media melaporkan ada dana senilai US$100 juta atau sekitar Rp1.5 triliun dari seorang mantan Raja Saudi terkait pengerjaan proyek itu. “Uang itu diduga disimpan di rekening di luar negeri,” begitu dilansir Reuters.
Saat ini, Raja Spanyol, Felipe VI, menghadapi tekanan agar bertindak terhadap ayahnya soal dugaan ini dengan menggelar investigasi. Publik dan sejumlah menteri di kabinet pemerintahan Spanyol sedang menunggu sikap dari Raja Felipe VI.
Raja Felipe VI menggantikan ayahnya pada 2014 saat berusia 46 tahun. “Dia memiliki kematangan, persiapan dan rasa tanggung jawab yagn diperlukan untuk menduduki takhta,” kata Juan Carlos mengenai putranya itu.
Pengangkatan Felipe VI sebagai raja melewati proses pembuatan undang-undang di parlemen. Ini membuat Felipe VI menjadi raja Spanyol pertama yang terpilih secara konstitusional.
Raja Felipe VI, yang juga lulusan Georgetown University, juga berhasil mengendalikan upaya separatisme oleh dua wilayah di Spanyol yaitu Catalonia dan Basque. Sebagai raja, dia didampingi Ratu Letizia, yang merupakan eks jurnalis dan bukan dari kalangan bangsawan.
Raja Spanyol, Felipe VI juga dikenal sebagai bangsawan yang gemar melakukan kunjungan kenegaraan. Dia telah menghadiri lebih dari 70 pelantikan Presiden saat diangkat raja.