TEMPO.CO, Jakarta - Persidangan dugaan korupsi terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan kembali dilanjutkan pada Minggu, 19 Juli 2020 waktu setempat. Dalam beberapa bulan ke depan, jaksa penuntut juga akan menghadirkan saksi-saksi yang diharapkan pula bisa mempercepat proses hukum ini.
Situs timesofisrael.com mewartakan dalam persidangan Mei lalu, pengadilan menuntut Netanyahu atas dugaan penipuan, penyalah gunaan kepercayaan dan menerima uang suap. Meski Netanyahu hadir dalam sidang pertama, namun dia diperkirakan tidak akan hadir dalam sidang hari Minggu ini.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi isyarat saat ia menyampaikan pernyataan selama kunjungannya di hotline nasional Kementerian Kesehatan, di Kiryat Malachi, Israel 1 Maret 2020. [REUTERS / Amir Cohen]
Sidang kedua ini dilakukan di tengah unjuk rasa melawan Netanyahu dan dakwaan terhadapnya. Dia antara tuduhan yang dikenakan pada Netanyahu adalah menerima hadiah uang sebesar US$ 200 ribu atau Rp 2,9 miliar, cerutu dan minuman sampanye dari dua orang miliarder asal Israel yang tinggal di Hollywood, Amerika Serikat, Arnon Milchan dan James Packer dari Australia.
Netanyahu juga dituding mendorong undang-undang yang menguntungkan para pemilik media di Israel sebagai imbalan agar dia mendapat peliputan berita yang positif tentangnya. Atas tuduhan tersebut, Netanyahu berkeras tidak melakukan kesalahan.
Stasiun televisi Channel 13 melaporkan jaksa penuntut akan meminta pengadilan distrik Yerusalem memanggil saksi-saksi untuk memberikan keterangan di persidangan kasus korupsi Netanyahu yang mungkin berlangsung tiga sampai empat bulan ke depan.
Jaksa penuntut tampaknya akan meminta agar sidang sesi dengar digelar tiga – empat kali dalam seminggu agar kasus hukum ini cepat rampung seperti yang dilakukan dalam kasus mantan Perdana Menteri Ehud Olmert, namun permintaan ini hampir dipastikan ditentang oleh pengacara Netanyahu.