TEMPO.CO, Tokyo – Jumlah korban meninggal di Pulau Kyushu, Jepang, akibat banjir dan tanah longsor saat terjadi hujan deras mencapai 20 orang.
Otoritas Jepang mengatakan masih ada 14 orang yang hilang seperti dilansir televisi NHK.
Badan Meteorologi Jepang memprediksi hujan deras masih akan turun setelah bencana banjir besar di Prefektur Kumamoto.
Ini menjadi bencana alam terbesar Jepang sejak angin topan Hagibis pada Oktober 2019, yang menyebabkan 90 orang meninggal.
Perdana Menteri Jepang, Abe Shinzo, meminta tim pencarian dan penyelamatan untuk bekerja keras menyelamatkan warga.
“Tidak ada yang lebih penting dari nyawa manusia. Tolong lakukan upaya terbaik hingga malam untuk mencari orang-orang yang hilang,” kata Abe Shinzo seperti dilansir Reuters pada Ahad, 5 Juli 2020.
Stasiun televisi Jepang menayangkan video mobil yang terbalik akibat hujan deras ini. Warga Kumamoto juga terlihat membersihkan rumahnya dari lumpur.
Sebagian gambar memperlihatkan ada tentara yang menyelamatkan warga menggunakan perahu.
“Listrik padam dan kami kehabisan air,” kata salah seorang warga kepada NHK seperti dikutip Reuters. “Kondisinya sulit saat ini.”
Otoritas setempat memanfaatkan sebuah gymnasium sebagai lokasi penampungan sementara. Petugas menyediakan masker wajah, disinfektan, dan termometer untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19.