TEMPO.CO, Sydney – Ribuan orang berkumpul di Kota Sydney dan sejumlah kota lain di Australia pada akhir pekan untuk mendukung gerakan Black Lives Matter dan memprotes perlakuan buruk terhadap warga Aborigin.
Demonstrasi ini masih berlangsung sekitar sebulan setelah demonstrasi pertama digelar.
Saat ini, negara bagian Victoria, Australia, menghadapi wabah Covid-19 dan menerapkan lockdown untuk kawasan pinggiran ibu kota Melbourne.
Seperti dilansir News, otoritas Victoria menerapkan lockdown untuk sekitar 200 ribu warga di pinggiran Kota Melbourne. Ini termasuk 9 menara apartemen publik, yang terpapar Covid-19.
“Panitia demonstrasi membagikan masker wajah dan hand sanitiser serta meminta peserta untuk menjaga jarak atau social distancing,” begitu dilansir Reuters pada Ahad, 5 Juli 2020.
Sebuah upacara tradisional Aborigin digelar di lokasi demosntrasi dengan menyertakan keluarga dari korban tindak kekerasan polisi yang meninggal.
Aksi protes juga digelar di Adelaide, Brisbane, Cairns, Darwin, Perth, dan sejumlah kota lain meski dengan jumlah peserta yang lebih sedikit.
Gerakan BLM ini menyebar di Australia seiring penyelidikan yang sedang digelar terhadap perusahaan tambang Rio Tinto terkait perusakan dua gua keramat milik suku Aborigin.
Data pemerintah Australia menunjukkan jumlah warga Aborigin hanya sekitar 3 persen dari total 25 juta orang.