TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika, Donald Trump, membantah kabar dirinya telah diberi tahu soal Rusia membayar Taliban apabila membunuh tentara AS. Dikutip dari Reuters, Trump mengatakan bahwa baik dirinya, Wakil Presiden Mike Pence, maupun Kepala Staf Presien Mark Meadows tidak mendapat informasi apapun soal kerjasama Rusia - Taliban itu.
"Tidak ada satupun yang memberi tahu saya tentang serangan kepada pasukan kami di Afghanistan oleh Rusia," ujar Trump, Ahad waktu Amerika, 28 Juni 2020.
Trump tidak hanya membantah dirinya diberitahu soal aksi Rusia dan Taliban, ia juga membantah soal adanya serangan ke tentara Amerika. Sejauh yang ia tahu, tidak ada banyak serangan ke Amerika beberapa bulan terakhir sejak kesepakatan damai diteken dengan Taliban.
Selain Trump, Taliban dan Rusia juga membantah kabar yang disampaikan lewat laporan khusus New York Times itu. Rusia, misalnya, mengatakan kabar yang beredar mengancam keselamatan pegawainya yang bertugas di Amerika.
Taliban, di sisi lain, merasa tersinggung dianggap hidup dari bayaran Rusia. Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, pada Ahad kemarin, mengatakan bahwa segala operasi pembunuhan dilakukan dengan dana dan sumber daya sendiri. Ia juga memastikan tidak ada serangan apapun ke Amerika.
Walau sudah ada bantahan dari segala sisi yang disebut di laporan New York Times, Ketua DPR Amerika Nancy Pelosi meminta penjelasan soal isu terkait. Ia curiga Trump hanya mencoba berkelit dari isu Rusia mendanai Taliban.
"Ada yang tidak beres di sini. Saya butuh jawaban," ujar Pelosi yang mengatakan Trump sudah lama mendukung Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan mengurangi peran Amerika di NATO.
Kepala fraksi Demokrat di Senat Amerika, Chuck Schumer, memastikan bahwa isu Rusia dan Taliban menyerang Amerika akan dibawa ke Senat. Ia juga mencurigai bahwa ada kebenaran di balik laporan New York Times.
"Saya yakin ada cerita lebih banyak. Cukup mengejutkan mendengar Presiden Trump tidak mengetahui apapun soal itu," ujar John Bolton, mantan penasehat keamanan Amerika, menambahkan.
ISTMAN MP | REUTERS