TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi virus Corona (COVID-19) membuat Australia ragu membuka perbatasannya dalam waktu dekat untuk pendatang internasional. Dikutip dari Channel News Asia, Australia menimbang kemungkinan terburuk di mana perbatasan baru dibuka tahun 2021.
Menteri Perdagangan, Simon Birmingham, menegaskan bahwa hal tersebut belum pasti. Altarnatif lain yang disiapkan, perbatasan dibuka terbatas untuk pelajar internasional, warga Australia, serta pendatang lain yang akan menetap untuk jangka waktu lama.
"Kami bisa menerapkan karantina 14 hari, yang berjalan baik sejauh ini, untuk mereka yang ingin kembali ke Australia," ujar Birmingham dalam pernyataan persnya, Rabu, 17 Juni 2020.
Birmingham menjelaskan, pengecualian terhadap pelajar internasional merupakan opsi menarik karena hal tersebut adalah sumber pendapatan Australia. Berdasarkan data yang ia miliki, pendidikan internasional adalah sumber devisa keempat terbesar, senilai US$26,14 miliar per tahun.
Perihal kapan keputusan soal perbatasan akan ditetapkan, Birmingham belum memberikan kepastian.
Hingga berita ini ditulis, Australia tercatat memiliki 7.370 kasus dan 102 korban meninggal akibat virus Corona (COVID-19). Penyumbang kasus terbesar dari negara bagian Australia adalah Victoria di mana dalam 23 jam terakhir mencatatkan 21 kasus.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA