TEMPO.CO, Sydney – Ribuan orang di sejumlah kota di Australia menghadiri demonstrasi Black Lives Matter terkait tewasnya George Floyd di Amerika Serikat pada Sabtu, 13 Juni 2020.
Peserta demonstrasi mengenakan masker wajah dan melakukan social distancing atau menjaga jarak satu sama lain untuk menghindari terjadinya gelombang kedua Covid-19.
Floyd tewas setelah seorang polisi kulit putih menangkap dan menindih lehernya selama nyaris sembilan menit pada 25 Mei 2020.
“Demonstran berpawai di jalan atau berkumpul di taman publik sambil membawa poster bertuliskan ‘Tanpa Keadilan, Tidak Ada Perdamaian’,” begitu dilansir Reuters pada Sabtu, 13 Juni 2020.
Sebagian lainnya membawa plakat yang bertuliskan ‘Maaf Atas Ketidaknyamanan Ini, Kami Sedang Mencoba Mengubah Dunia’.
“Ada orang-orang seperti ayah dan tante saya yang mendorong perubahan sejak usia muda. Itu 50 tahun lalu,” kata Jacinta Taylor, salah satu panitia aksi protes di Perth.
Taylor menambahkan,”Saya tidak ingin berusia 80 tahun dan mendorong perubahan seperti ini untuk anak dan cucu saya.”
Gelombang unjuk rasa menolak rasisme terjadi di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, hingga Australia.
Ini setelah rekaman seorang polisi kulit putih menindih leher Floyd beredar di internet dan memicu kemarahan publik.
Perth menjadi tempat pertemuan demonstrasi terbesar di Australia pada Sabtu kemarin.
Padahal, Premier Australia Barat, Mark McGowan, meminta panitia membatalkan acara ini hingga pandemi virus Corona atau Covid-19 bubar.