TEMPO.CO, Washington – Pejabat Gedung Putih membela cuitan Presiden Donald Trump soal teori konspirasi mengenai seorang demonstran berusia 75 tahun yang terluka akibat tindakan polisi di Buffalo.
Juru bicara Gedung Putih, Kayleigh McEnany mengatakan kepada Fox News bahwa Trump berhak mempertanyakan insiden itu.
“Presiden hanya mengajukan sejumlah pertanyaan, yang layak, tentang interaksi yang terjadi. Itu merupakan hak prerogatifnya,” kata McEnany kepada Fox News seperti dilansir Reuters pada Rabu, 10 Juni 2020.
Demonstran lanjut usia itu bernama Martin Gugino. Dia terjatuh dan terluka setelah didorong polisi saat hendak mengikuti demonstrasi menolak rasisme di Kota Buffalo.
Insiden ini terekam video amatir dan berujung tuntutan kriminal terhadap polisi yang terlibat.
Ini menjadi bagian dari banyak aksi protes terkait tewasnya seorang pria kulit hitam George Floyd pada 25 Mei 2020 di Minneapolis.
Ini terjadi setelah seorang polisi kulit putih bernama Derek Chauvin menekan leher belakang Floyd, yang tertelungkup di jalan pada saat proses penangkapan, dengan dengkul selama nyaris sembilan menit.
Polisi menangkap Floyd dengan tuduhan berbelanja menggunakan uang palsu seperti laporan petugas sebuah mart.
Trump mencuit pada Selasa waktu setempat bahwa insiden Gugino tadi bisa jadi merupakan jebakan, yang terkait gerakan anti-fasis antifa. Dia tidak memberi bukti apapun soal tudingannya ini.
Trump dan sejumlah tokoh Partai Republik menyalahkan antifa atas sejumlah kerusuhan yang terjadi selama demonstrasi memprotes tewasnya George Floyd.