TEMPO.CO, Jakarta - Filipina sedang merancang sistem pembelajaran jarak jauh untuk Agustus sampai vaksin virus corona (Covid-19) ditemukan.
Otoritas pendidikan Filipina berlomba untuk merancang sistem pembelajaran jarak jauh untuk 27 juta anak pada bulan Agustus ketika liburan musim panas berakhir.
Namun, pembelajaran jarak jauh menimbulkan tantangan besar di negara kepulauan yang berpenduduk 107 juta, di mana banyak keluarga tidak memiliki akses ke internet atau komputer, dan para guru khawatir mereka tidak akan siap untuk memulai pembelajaran jarak jauh dalam dua bulan.
Bulan lalu Duterte mengatakan, melanjutkan kelas tatap muka tanpa vaksin Covid-19 adalah bencana.
Di negara lain, sekolah-sekolah mulai dibuka kembali dengan aturan menjaga jarak agar tingkat infeksi tetap rendah, karena pemerintah khawatir anak-anak kehilangan waktu pembelajaran setelah vakum berminggu-minggu.
Namun, Menteri Pendidikan Filipina, Leonor Briones, yakin pendekatan alternatif dapat bekerja sampai vaksin dikembangkan.
"Presiden peduli dengan siswa kami, ia mengatakan kepada kami untuk menemukan cara lain (untuk mengajar) selain siswa yang kembali ke sekolah," kata Briones, seperti dikutip dari Reuters, 9 Juni 2020.
Briones mengatakan departemen pendidikan meletakkan dasar untuk berbagai jenis pembelajaran menggunakan teknologi termasuk radio, televisi, kelas online dan pembelajaran modular.
Lebih dari 1.000 orang di Filipina telah meninggal karena Covid-19 dan hampir 23.000 telah terinfeksi. Briones, 79 tahun, yang juga terinfeksi virus corona kini telah pulih.
Sejauh ini ada 100 lebih vaksin virus corona potensial sedang dikembangkan secara global, tetapi sebagian besar vaksin membutuhkan setidaknya satu tahun sebelum siap diproduksi.