TEMPO.CO, Jakarta - Utusan PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, pada Senin, 18 Mei 2020, mendesak Amerika Serikat dan Rusia agar tidak melakukan hal yang bisa memantik kegaduhan di Suriah. Amerika Serikat – Rusia diminta untuk melakukan dialog agar segera terwujud perdamaian di Suriah.
Perang Suriah meletup sejak 2011 yang diawali dengan unjuk rasa pro-demokrasi. Presiden Suriah mendapat dukungan dari Moskow, sedangkan kubu oposisi disebut mendapat dukungan dari Amerika Serikat. Jutaan orang meninggalkan Suriah dan jutaan orang lainnya terlunta-lunta di dalam negerinya sendiri.
“Dengan beberapa bersikap tenang, dengan adanya ancaman yang sama yakni Covid-19 dan ISIS, dengan masyarakat Suriah yang terus menderita, saya ingin menekankan bahwa kerja sama internasional yang diperbaharui akan sangat bermakna. Membangun kepercayaan dan kepercayaan antara pemangku kepentingan dengan masyarakat Suriah itu penting. Saya yakin, dialog Amerika – Rusia punya peran penting di sini dan saya mendorong mereka melakukan itu,” kata Pedersen, seperti dikutip dari reuters.com.
Pengendara motor melewati puing-puing gedung yang rusak akibat perang di kamp Yarmouk Palestina, Damaskus, Suriah, Rabu, 10 Oktober 2018. Distrik ini baru berhasil direbut pasukan pemerintah lima bulan lalu. REUTERS/Omar Sanadiki
Pedersen adalah utusan PBB untuk Suriah yang keempat, yang mencoba memediasi dan mewujudkan perdamaian di Suriah. Kelompok radikal Islamic State atau ISIS mencoba mengambil keuntungan dari kekacauan di Suriah untuk menancapkan pengaruhnya.
Menurut Pedersen, sejak perang Suriah meletup sudah terlalu banyak peluang yang hilang untuk mengubah dinamika politik. Kehilangan momen-momen itu diikuti pula oleh kekerasan baru dan pengukuhan sejumlah posisi.
Wilayah utara Suriah telah menjadi area terakhir yang dikuasai kelompok radikal di Suriah. Dengan bantuan dari Rusia dan Iran, Presiden Suriah Bashar al-Assad berjuang merebut wilayah yang dikuasai kelompok penentangnya pada awal tahun ini. Pertempuran di Suriah sudah mereda sejak Maret 2020 ketika Turki setuju melakukan gencatan senjata dengan Rusia.