TEMPO.CO, Jakarta - Di Selandia Baru, aturan pembatasan sosial virus corona tidak pandang bulu, bahkan untuk Perdana Menteri Jacinda Ardern sekalipun.
Jacinda Ardern ditolak masuk ke kafe Wellington, Olive, pada Sabtu pagi kemarin karena kapasitas kafe sudah mencapai batas pelanggan di bawah aturan jarak sosial.
Kejadian itu diunggah pengguna di Twitter dan dibalas langsung oleh tunangan Ardern, Clarke Gayford.
"Saya harus bertanggung jawab untuk ini, saya tidak teratur dan memesan di mana saja," kata Clarke di Twitter, dikutip dari New Zealand Herald, 17 Mei 2020.
Tak lama setelah pasangan itu ditolak, sebuah meja kosong tersedia dan staf kafe langsung menyusul mereka yang belum pergi jauh.
"Sangat baik mereka mengejar kita di jalan ketika ada meja yang baru kosong. Layanan+," kata Gayford.
I have to take responsibility for this, I didn't get organized and book anywhere. Was very nice of them to chase us down st when a spot freed up. A+ service.
— Clarke Gayford (@NZClarke) May 16, 2020
Pemilik Olive yang enggan disebut namanya terkejut oleh perhatian media atas peristiwa tersebut.
Dia mengkonfirmasi Ardern ditolak oleh manajer restoran dan kemudian mengejar ke jalan beberapa menit kemudian ketika ada meja kosong.
"Dia makan siang yang enak dan pergi setengah jam kemudian. Dia sangat baik kepada semua staf...dan dia diperlakukan seperti pelanggan biasa," kata pemilik, yang tidak akan mengatakan apa yang dipesan oleh Perdana Menteri di restorannya.
Namun, dia membenarkan pasangan yang bertunangan dan akan menikah itu tidak membawa anak perempuan mereka yang berusia 23 bulan, Neve, saat sarapan di kafenya.
"Itu (seperti) kencan brunch," kata pemilik Olive.
Perdana Menteri Jacinda Ardern dan kekasihnya Clarke Gayford bertunangan selama akhir pekan Paskah.[Stuff.co.nz]
Kafe dan restoran, bersama dengan sebagian besar bisnis lainnya, tidak dapat beroperasi sama sekali selama lockdown tingkat 4 Selandia Baru. Di bawah level 3 mereka hanya bisa melayani pesanan untuk dibawa pulang.
Tetapi setelah Selandia Baru mengendalikan penyebaran Covid-19, pembatasan level 3 dilonggarkan dan pindah ke level 2 tepat sebelum tengah malam pada hari Rabu kemarin.
Namun,perdana menteri telah menetapkan bahwa kafe dan restoran harus mengikuti aturan jarak sosial yang ketat dan memastikan pelacakan kontak di tempat.
Pelanggan harus duduk dengan jarak satu sama lain dan dilayani di meja, bukan di konter.
Pemilik Olive mengatakan stafnya tidak merasakan tertekan ketika melayani perdana menteri karena mereka mengikuti setiap aturan.
Seorang juru bicara dari kantor Ardern mengatakan dalam sebuah email kepada TVNZ bahwa menunggu di sebuah kafe adalah sesuatu yang dapat dialami siapa saja selama pembatasan virus Selandia Baru.
"PM mengatakan dia hanya menunggu seperti orang lain," kata juru bicara Ardern.
Jacinda Ardern banyak dipuji karena responsnya yang cepat dan tegas terhadap pandemi. Selandia Baru menutup perbatasannya dan memberlakukan lockdown ketat pada bulan Maret, dan sebagian besar telah berhasil mengendalikan virus.
Otoritas kesehatan telah melaporkan hanya satu kasus baru selama lima hari terakhir. Hingga kini Selandia Baru telah mengkonfirmasi total 1.498 kasus termasuk 21 kematian akibat virus corona.