TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern meminta warga untuk tetap mengikuti pembatasan sosial yang masih ada untuk mengatasi virus corona secara penuh.
Ardern mengatakan belum ada keputusan apakah akan melonggarkan pembatasan sosial lebih jauh.
Selandia Baru pada hari Senin melaporkan tidak ada kasus baru Covid-19 untuk pertama kalinya sejak 16 Maret, dikutip dari Reuters, 4 Mei 2020.
Perdana Menteri Jacinda Ardern juga telah mengabulkan 18 permintaan pengecualian untuk lockdown.
Permintaan ini dikabulkan setelah seorang pria yang memenangkan putusan Pengadilan Tinggi untuk melihat ayahnya yang sekarat setelah permintaannya untuk dibebaskan dari pembatasan tingkat 4 ditolak, menurut New Zealand Herald.
Menanggapi kasus ini, Ardern mengatakan Selandia Baru perlu belajar dari putusan ini. Kementerian Kesehatan mengatakan akan mempertimbangkan keputusan tersebut.
Dua ratus delapan puluh tiga permintaan pembebasan untuk lockdown telah diajukan, 24 permohonan atas dasar kerabat yang sekarat dan 18 di antaranya dikabulkan, kata Ardern.
Orang-orang menunggu untuk mengambil makanan siap saji di restoran McDonald's setelah pemerintah melonggarkan lockdown yang diterapkan untuk mengekang penyebaran virus corona (COVID-19) di Auckland, Selandia Baru, 28 April 2020. Selandia Baru melonggarkan lockdown setelah berhasil mengendalikan wabah tersebut. REUTERS/Ruth McDowall
Sementara itu, Ardern mengatakan Selandia Baru melaporkan tidak ada kasus Covid-19 baru pada Senin dan mencerminkan keberhasilan dari lockdown daripada pembatasan level tiga.
Orang-orang membahayakan langkah kami ke level 2 melalui perilaku mereka pada akhir pekan, kata Ardern.
Dia mengatakan Selandia Baru tidak boleh menyia-nyiakan kerja keras sejauh ini, kata Ardern, agar Selandia Baru bisa turun ke tingkat 2 dan mendapat lebih banyak kebebasan.
"Tetap di jalur," kata Ardern meminta warga agar terus melakukan jarak sosial. "Kita tidak perlu maju dari diri kita sendiri, tetap berpegang pada 'gelembung' kita dan menyelesaikan pekerjaan yang kita mulai."
Ardern juga mengatakan dia telah menerima undangan dari Perdana Menteri Australia Scott Morrison untuk menghadiri kabinet darurat virus corona Australia pada hari Selasa, di mana dia akan membahas penciptaan "travel bubble" antara kedua negara.
Bubble atau gelembung adalah sebutan Selandia Baru untuk orang-orang dalam isolasi virus corona untuk mencegah penyebaran virus di luar komunitas.
Para politisi dari Australia dan Selandia Baru sedang mendiskusikan kemungkinan membuka perbatasan satu sama lain, menciptakan koridor perjalanan travel bubble atau "gelembung perjalanan" antara kedua negara, menurut CNN.
Ardern mengatakan gelembung trans-Tasman tidak akan diberlakukan dalam jangka pendek atau waktu yang sangat dekat, tetapi baik dia dan Morrison memiliki ide yang sama tentang jadwal penerapannya.
Koridor gelembung perjalanan akan memiliki keuntungan signifikan bagi Selandia Baru, baik untuk peluang pariwisata dan bisnis, yang telah rusak akibat menurunnya wisatawan selama wabah.
Kedua negara hampir sepenuhnya menutup perbatasan mereka terhadap warga asing pada bulan Maret, sebuah pukulan besar bagi industri pariwisata masing-masing negara. Tetapi Australia dan Selandia Baru tampaknya berhasil mengendalikan wabah virus corona dan politisi kedua negara kini membahas potensi membuka diri satu sama lain dengan koridor "gelembung perjalanan".