Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Obat Virus Corona yang Dipromosikan Trump Picu Risiko Kematian

image-gnews
Hydroxychloroquine.[REUTERS]
Hydroxychloroquine.[REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Obat malaria hydroxychloroquine, yang pernah dipromosikan Presiden AS Donald Trump sebagai obat ampuh untuk pasien virus corona, ternyata meningkatkan risiko kematian daripada menyelamatkan pasien.

The Washington Post adalah yang pertama melaporkan konsekuensi obat dalam laporan 16 Mei 2020, mengutip uji klinis, penelitian akademik, dan analisis ilmiah yang menunjukkan bahwa bahaya obat yang diusulkan Trump memicu risiko kematian yang meningkat secara signifikan untuk pasien tertentu.

Apalagi bukti ilmiah menunjukkan efektivitas hydroxychloroquine dalam mengobati Covid-19 masih sedikit. Berdasarkan kedua faktor tersebut badan pengawas obat-obatan dan makanan AS (FDA) memperingatkan penggunaan hydroxychloroquine tanpa resep rumah sakit bulan lalu, hanya beberapa minggu setelah menyetujui otorisasi penggunaan darurat untuk obat tersebut.

Seorang mantan pejabat tinggi pengembangan vaksin yang dipecat bulan lalu menuduh Gedung Putih Trump menekan para ilmuwan pemerintah untuk segera menandatangani obat yang belum diuji pada bulan Maret, pada saat yang sama presiden menyatakan obat itu sebagai "game changer", dikutip dari Reuters.

Tetapi dokter, pakar kesehatan, dan pejabat dari pemerintahan Trump sendiri mengatakan bukti itu tidak mendukung pernyataan positif presiden. Penegasan itu, yang diklaim Trump sebagian didasarkan pada "perasaan" bisa merugikan, kata mereka.

Yogen Kanthi, asisten profesor di divisi kedokteran kardiovaskular di University of Michigan, mengatakan bahwa sudah jelas bahwa kombinasi hydroxychloroquine dan azithromycin, yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, dapat menyebabkan aritmia jantung, yang menyebabkan jantung berdetak tidak teratur atau terlalu cepat atau lambat.

Banyak pasien yang dirawat di rumah sakit untuk pasien Covid-19 memiliki riwayat penyakit kardiovaskular yang membuat mereka berisiko yang lebih tinggi untuk aritmia. "Jadi seharusnya tidak mengejutkan kami melihat peningkatan kematian," katanya kepada The Post.

Banyak rumah sakit telah berhenti menggunakan obat di luar uji klinis.

"Kami tidak lagi menyimpan dalam jumlah besar dan telah mengembalikan sebagian besar obat itu," kata Nishaminy Kasbekar, direktur farmasi untuk Penn Presbyterian Medical Center di Philadelphia. "Saya pikir mereka harus mencabut EUA (Emergency Use Authorization/Otorisasi Penggunaan Darurat) karena jelas berdasarkan data itu tidak lagi dianggap sebagai pengobatan untuk Covid."

Beberapa dokter, termasuk seorang dokter di Texas yang juga seorang anggota komisi dari Partai Republik, terus memberikan obat itu kepada pasien virus corona dengan hasil yang beragam.

Departemen Urusan Veteran Amerika Serikat telah menghentikan penggunaan hydroxychloroquine pada Jumat setelah merawat veteran yang terjangkit Covid-19 dengan obat itu, dikutip dari TIME.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah studi pada pasien Urusan Veteran yang dirawat di rumah sakit dengan virus corona tidak menemukan manfaat dan tingkat kematian yang lebih tinggi di antara mereka yang menggunakan hydroxychloroquine, kata para peneliti bulan lalu, dikutip dari The Washington Post.

Lebih dari 27 persen pasien yang diobati dengan hydroxychloroquine meninggal, dan 22 persen dari mereka yang diobati dengan terapi kombinasi meninggal, dibandingkan dengan tingkat kematian 11,4 persen pada mereka yang tidak diobati dengan obat-obatan, menurut studi tersebut.

Bekas Direktur Biomedis Terapan, Rick Bright, bakal bersaksi di Kongres AS soal kurangnya persiapan penanganan wabah virus Corona. CNBC

Rick Bright, mantan direktur Biomedis Penelitian Lanjutan dan Otoritas Pengembangan Vaksin AS, mengatakan kepada Kongres pada hari Kamis bahwa tekanan politik memaksa puluhan ilmuwan federal untuk menghabiskan waktu 48 jam yang terburu-buru untuk menyusun protokol untuk menyetujui hydroxychloroquine agar digunakan secara luas dalam Covid -19 pasien. Pada akhirnya, pendekatan itu tidak diambil. FDA mengeluarkan otorisasi darurat untuk pasien yang dirawat inap di rumah sakit yang tidak dapat berpartisipasi dalam uji klinis.

Bright mengaku dipecat sebagian karena keengganannya untuk mempromosikan penggunaan obat malaria hydroxychloroquine dan chloroquine, karena mereka belum diuji dan dianggap aman untuk mengobati Covid-19.

Sementara studi yang dipublikasikan pada Senin kemarin di Journal of American Medical Association berdasarkan penelitian New England Journal of Medicine, menunjukkan obat hydroxychloroquine tidak melawan virus.

"Paku sebenarnya telah dimasukkan ke dalam peti mati hydroxychloroquine," kata Dr. William Schaffner, seorang ahli penyakit menular dan penasihat lama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, dikutip dari CNN, memberikan perumpamaan obat itu tidak berguna melawan virus corona.

Selama dua bulan terakhir, Trump berulang kali telah mendorong penggunaan hydroxychloroquine dengan atau tanpa antibiotik azithromycin, tetapi tidak ada penelitian kredibel yang memastikan hydroxychloroquine aman atau efektif untuk virus corona, tetapi malah dapat menyebabkan masalah jantung dan efek samping lainnya. 

Trump bahkan terus mempromosikan hydroxychloroquine untuk pasien virus corona tanpa syarat sambil menyerang mereka yang mempertanyakan efektivitas obat itu dan menyebut Bright sebagai "karyawan yang tidak puas" karena menolak mengesahkan hydroxychloroquine.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

1 hari lalu

Mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan pengadilan Kriminal Manhattan setelah sidang dalam persidangan uang tutup mulut yang akan datang, di New York City, AS, 25 Maret 2024. Curtis Means/Pool via REUTERS
Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.


Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

1 hari lalu

Stormy Daniels dan Karen McDougal (Reuters)
Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi


Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Vaksin AstraZeneca menjadi satu di antara vaksin yang digunakan banyak negara termasuk Indonesia dalam melawan pandemi virus corona. Sarah Gilbert juga melepas hak paten dalam proses produksi vaksin tersebut, sehingga harga vaksin bisa lebih murah. Sarah dan sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam pembuatan vaksin telah dianugrahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II tahun ini. REUTERS
Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.


Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?


Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

5 hari lalu

Donald Trump. REUTERS
Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.


Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Pada acara vaksinasi booster ini tersedia dosis vaksin Astra Zeneca, Sinovac, dan Pfizer di Polsek Jagakarsa, Jakarta Selatan, Jumat 17 Juni 2022. Adanya virus omicron subvarian baru yaitu BA.4 dan BA.5 yang berpotensi membuat lonjakan kasus Covid-19. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.


Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Mesin robot ekstraksi vaksin Covid-19 bernama AutoVacc, yang dirancang oleh Pusat Penelitian Teknik Biomedis Universitas Chulalongkorn untuk mengekstrak dosis ekstra dari botol vaksin AstraZeneca, terlihat di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2021. Gambar diambil 23 Agustus 2021. REUTERS/Juarawee Kittisilpa
Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.


Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 hari lalu

Seorang petugas kesehatan memegang botol berisi vaksin Oxford/AstraZeneca coronavirus disease (COVID-19) di Rumah Sakit Nasional di Abuja, Nigeria, 5 Maret 2021. [REUTERS/Afolabi Sotunde]
Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?


Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

7 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146