TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ashraf Ghnai meminta pasukan keamanan Afghanistan untuk masuk ke posisi siaga menyerang. Hal tersebut sebagai respon atas dua serangan teror di Afghanistan yang per berita ini ditulis telah memakan 40 korban jiwa.
"Dengan tujuan untuk memberikan keamanan kepada warga Afghanistan dan mencegah serangan dari Taliban atau kelompok teroris lainnya, saya memerintahkan aparat keamanan Afghanistan untuk masuk ke posisi menyerang dan mulai menjalankan operasinya," ujar Ghani sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 12 Mei 2020.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dalam sehari, dua serangan teror terjadi di Afghanistan. Serangan pertama terjadi di Rumah Sakti Dashti Barchi yang per berita ini ditulis telah menewaskan 16 orang. Dua di antara belasan korban itu adalah bayi yang baru saja lahir. Adapun serangan kedua terjadi di Nangahar yang menewaskan 24 orang.
Hingga berita ini ditulis, belum diketahui siapa yang bertanggung jawas atas kedua serangan tersebut. Dua nama menjadi terduga yaitu kelompok ISIS dan Taliban. ISIS masuk dalam daftar terduga karena lokasi kejadian sempat diserang ISIS sebelumnya. Sementara itu, Taliban ikut masuk dalam daftar dugaan karena mereka tengah disorot terkait komitmen damainya.
Mengutip Al Jazeera, Taliban mengklaim tidak terlibat dalam kedua serangan yang terjadi. Mereka menyatakan tengah berupaya menekan segala aktvitas kekerasan sebagai tindak lanjut kesepakatan damai dengan Amerika. Walau begitu, Pemerintah Afghanistan tak sepenuhnya percaya.
Ghani masih mencurigai Taliban ikut terlibat dalam serangan yang terjadi. Dikutip dari Tolo News, Ia mengatakan bahwa Taliban berkali-kali melanggar kesepakatan gencatan senjata. Ia meminta Taliban untuk berkomitmen menjaga perdamaian sesuai kesepakatan yang telah diteken beberapa waktu lalu bersama Amerika.
Hal senada disampaikan oleh penasehat keamanan Pemerintah Afghanistan, Hamdullah Mohib. Ia juga mencurigai Taliban terlibat dalam serangan yang terjadi. Kalaupun Taliban ternyata tidak terlibat, ia menduga serangan dilakukan kelompok yang didukung sponsor Taliban.
"Jika Taliban tidak bisa mengendalikan aktivitas mereka, atau sponsor mereka menugaskan kelompok lain untuk melakukan teror, maka tidak ada lagi alasan untuk terlibat dalam negosiasi damai," ujar Hamdullah Mohib.
Sebelum Ghani memerintahkan pasukan keamanan Afghanistan untuk siaga, pasukan tersebut dalam status defensif. Mereka diklaim mencoba untuk tidak merespon serangan Taliban dengan kekerasan. Taliban sendiri, sejak kesepakatan damai diteken, tidak sepenuhnya patuh terhadap upaya gencatan senjata.
ISTMAN MP | AL JAZEERA | TOLO NEWS