TEMPO.CO, Tel Aviv – Panel parlemen Israel mengizinkan lembaga intelijen domestik Shin Bet untuk melanjutkan pelacakan warga terkait penyebaran wabah virus Corona hingga 26 Mei 2020.
Pelacakan ini menggunakan jaringan telepon seluler meskipun ada kekhawatiran soal privasi warga.
“Meskipun ini agresif dan menimbulkan isu privasi warga, tidak ada cara lain saat ini,” kata Ayelet Shaked, bekas menteri Hukum dan anggota panel intelijen parlemen, seperti dilansir Reuters pada Selasa, 5 Mei 2020.
Pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berupaya memperpanjang masa penyadapan telepon seluler warga ini selama enam pekan.
Pemerintah juga sedang menyusun legislasi untuk mengatur praktek penyadapan telepon warga ini agar selaras dengan permintaan dari Mahkamah Agung.
Ini dilakukan karena ada kekhawatiran dari MA soal bahaya praktek penyadapan terhadap kebebasan individu warga negara.
Sebelumnya, kabinet Israel membuat peraturan penyadapan telepon warga ini sebagai tindakan darurat pad Maret 2020 tanpa melewati persetujuan parlemen.
Ini dilakukan karena terjadi penyebaran wabah virus Corona yang relatif cepat.
Pemerintahan Netanyahu bakal mengeluarkan draf legislasi soal penyadapan Shin Bet ini dalam dua pekan .
Publik memiliki waktu sepekan untuk mengomentari isi rancangan legislasi ini sebelum diserahkan kepada parlemen untuk persetujuan.
Menurut data yang diperoleh subkomite intelijen pada Selasa kemarin, ada sekitar 5.500 kasus infeksi virus Corona terdeteksi lewat pemantauan Shin Bet. Saat ini ada total 16.200 kasus infeksi virus Corona di Israel. Jumlah korban meninggal tercatat sebanyak 237 orang.