TEMPO.CO, Jakarta - Dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi Asean, Presiden Joko Widodo mengusulkan sejumlah langkah strategis untuk merespon dampak virus Corona. Langkah-langkah tersebut mencakup berbagai sisi, mulai dari pelacakan hingga penyediaan anggaran untuk membantu negara-negara ASEAN yang terdampak virus Corona.
"Presiden Joko Widodo menegaskan pentingnya kesatuan, sinergi, dan kolabroasi dalam menangani dampak virus COVID-19 (virus Corona)," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, yang ikut mendampingi Presiden Joko Widodo di KTT ASEAN, Selasa, 14 April 2020.
Berikut empat saran yang diajukan Indonesia selama KTT ASEAN yang digelar secara virtual itu:
1. Joint Contact Tracing
Dalam KTT ASEAN, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya kerja sama untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Terutama, antar negara-negara ASEAN. Hal itu untuk memastikan pandemi yang terjadi tidak bertambah parah.
Oleh karenanya, Jokowi menyarankan dibuatnya protokol untuk merespon pandemi virus Corona. Protokol itu, di mata Jokowi, mengatur mulai dari pelacakan mereka yang terindikasi tertular virus Corona hingga investigasi penyebab terjadinya wabah di suatu lokasi. Jokowi menyebutnya sebagai Joint Contact Tracing and Outbreak Investigation.
"Presiden Joko Widodo memahami bahwa berbagai upaya yang telah dilakukan tiap negara ASEAN disesuaikan dengan situasi dan kondisi di negara masing-masing. Presiden menegaskan bahwa tidak ada satu kebijakan yang bisa diterapkan bagi semua negara," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
2.Pencegahan Hambatan Lalu Lintas Barang
Saran kedua, Jokowi meminta adanya koordinasi untuk mencegah hambatan dalam lalu lintas barang. Terutama, untuk lalu lintas barang yang berupa makanan, peralatan medis, dan obat-obatan karena tiga hal tersebut sangat dibutuhkan saat ini.
"Presiden menyarankan adanya pengaturan bersama untuk tetap menjaga kelancaran lalu lintas perdagangan pada saat menghadapi pandemi (virus Corona)," ujar Retno mengulang pesan Jokowi.
Hal tersebut menyerupai langkah Uni Eropa yang membuat "jalur hijau" khusus untuk lalu lintas barang-barang esensial serta bantuan penanganan virus Corona. Jalur hijau itu dibuat setelah antrian truk-truk barang didapati mengular di perbatasan antar negara Eropa. Uni Eropa sampai meminta agar semua perbatasan dibuka selama 15 menit untuk mencegah bottleneck.
3.Perlindungan Pada Buruh Migran
Langkah ketiga, Jokowi meminta negara-negara ASEAN untuk memperhatikan perlindungan terhadap warga negara tetangga yang bekerja di kawasan masing-masing. Terutama, kata Jokowi, perlindungan terhadap buruh migran.
"Perlindungan terhadap buruh migran penting sifatnya karena mereka sudah memberikan banyak kontribusi terhadap perekonomian ASEAN," ujar Retno, mengulang apa yang disampaikan Jokowi.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Migrant Care, Wahyu Susilo, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia belum terlalu peduli terhadap perlindungan buruh migran. Padahal, pandemi virus Corona mengancam yang diyakini akan menjadi masalah baru untuk pekerja migran Indonesia di luar negeri. Mengutip data Migrant Care, setidaknya ada 9 juta orang pekerja migran Indonesia.
4.Relokasi Budget
Saran keempat yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo adalah relokasi budget ke penanganan virus Corona. Tepatnya, relokasi budget Asean Development Fund dan Asean Cooperation Fund. Hal itu, tentunya, akan melibatkan mitra negara-negara ASEAN seperti ASEAN Plus Three yang terdiri atas Jepang, Korea Selatan, dan Cina.
"Relokasi budget dalam bentuk Asean COVID-19 Response Fund ini adalah langkah darurat untuk menyediakan perlengkapan medis bagi negara-negara ASEAN yang membutuhkan bantuan," ujar Retno, menjelaskan saran Presiden Joko Widodo.
Sebagai gambaran perihal besarnya Asean Cooperation Fund, pada September lalu, Sektrariat ASEAN mengumumkan bahwa besaran dana ASEAN-China Cooperation Fund adalah US$26 juta. Kurang lebih ada 131 proyek yang disupport oleh dana tersebut.
ISTMAN MP