TEMPO.CO, Jakarta - Kondisi Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, terus membaik sejak dirinya dilarikan ke rumah sakit karena tertular virus Corona. Menurut Menteri Kebudayaan Inggris, Oliver Dowden, Johnson bahkan sudah bisa berbincang-bincang dengan tenaga medis yang merawatnya.
"Ia berada dalam kondisi stabil, terus membaik. Ia bahkan sudah bisa duduk tegak dan berbicara dengan staf medis," ujar Dowden sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Kamis, 9 April 2020.
Boris Johnson dirawat di St. Thomas Hospital sejak ahad lalu. Ia dilarikan ke sana karena kondisinya terus memburuk sejak dinyatakan positif tertular virus Corona. Beberapa gejala yang muncul mulai dari sesak nafas hingga demam tinggi.
Hingga berita ini ditulis, belum diketahui sampai kapan Johnson akan dirawat di rumah sakit. Untuk berjaga-jaga, Johnson sudah menunjuk pengganti sementara yang akan menjalankan tugasnya di rapat kabinet serta rapat penanganan virus Corona. Penggantinya adalah Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab.
Walau pengganti sudah ditunjuk, absennya Johnson tetap meninggalkan masalah di pemerintahan Inggris. Hal itu dikarenakan beberapa kebijakan diambil ketika ia masih bertugas. Salah satunya terkait lockdown. Johnson menjanjikan lockdown akan dievaluasi pada hari Senin pekan depan sebelum diputuskan akan diringankan atau tidak. Kabar terakhir, evaluasi itu akan tetap berjalan namun disangsikan akan berujung pada keringanan.
Masalah yang lain adalah soal pendanaan langkah-langkah pemerintah untuk meringankan dampak ekonomi dari pandemi virus Corona. Kabar terbaru, Bank of England setuju untuk mensupport pemerintah Inggris sementara waktu. Pemerintah Inggris berjanji segala pinjaman akan dilunasi pada akhir tahun ini.
Menanggapi berbagai masalah yang harus ditangani, Raab mengatakan bahwa pemerintah Inggris akan tetap berjalan sesuai langkah yang disiapkan Johnson. Jika perubahan perlu dilakukan, hal itu akan dilakukan dengan sepengetahuan Boris Johnson.
"Saya tidak bisa pura-pura menunjukkan bahwa segalanya baik-baik saja dengan perdana menteri berada di rumah sakit. Kenyataannya tidak dan proses pemulihannya pun diperkirakan akan memakan waktu. Masalahnya, kami tidak punya banyak waktu," ujar Raab.
Hingga berita ini ditulis, Inggris merupakan salah satu negara paling terdampak virus Corona (COVID-19) di Eropa. Inggris tercatat memiliki 61.471 kasus dan 7.110 korban meninggal. Angka itu diperkirakan masih akan bertambah karena pandemi di Inggris belum mencapai puncaknya menurut beberapa pejabat negara.
ISTMAN MP | REUTERS